Tuban, Radar Tuban – 4 Maret 2020. Menyambut musim tanam di lahan tadah hujan kali ini di Jawa Timur dan Jawa Tengah, Corteva Agriscience™ mengenalkan salah satu produk terbaiknya, P32 Singa, di Tuban Jawa Timur. Acara yang dinamai SINGA TOUR ini diadakan untuk mengenalkan P32 Singa kepada para petani yang hadir dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Seperti singa yang mempunyai kemampuan bertahan di habitat yang ekstrim, P32 Singa adalah jagung hibrida yang mampu tumbuh optimal dalam kondisi pengairan terbatas, memiliki akar yang kuat dan batang yang kokoh sehingga tahan terhadap kerobohan.
Warna biji merahnya dan kadar air yang rendah saat panen sangat disukai oleh para penebas jagung dan industri pakan ternak. Dengan potensi hasil mencapai 13,4 Ton/Ha pipilan kering, P32 Singa dapat diandalkan dalam memberikan produktivitas terbaik dan menjaga kesejahteraan petani jagung. P32 Singa juga cukup toleran terhadap serangan bulai karena selain sifat genetiknya plus penambahan perlakuan benih yang membuat petani semakin percaya diri menanam jagung Singa ini.
Kehadiran Jagung P32 Singa ini semakin nampak gigitannya ketika para petani di Tuban berbondong-bondong menghadiri acara Mini Expo P32 Singa yang diadakan di desa Montong. Tidak hanya melihat performa tanaman jagung Singa, sebagian besar dari mereka langsung membeli benih P32 Singa yang performanya tampil mengesankan di acara tersebut.
Bapak Tarmani, salah satu penebas jagung Tuban yang sudah pernah menanam P32 Singa mengatakan bahwa jagung Singa ini sangat memuaskan karena bisa memenuhi harapan para petani jagung dan disukai para penebas jagung di Tuban. ”P32 Singa daya tumbuhnya sangat baik, rendemennya mencapai 85%, dan cukup toleran terhadap serangan bulai.” Tentunya hibrida ini semakin cocok dengan petani di Jawa yang memiliki kebiasaan untuk menyimpan lama hasil panennya karena kadar airnya rendah dan tidak mudah busuk. “Kadar air P32 Singa saat panen cukup rendah, ini menguntungkan buat kami” tambahnya.
Slamet Raharjo, Marketing Manager – Seeds, Corteva Agriscience™ mengatakan ”Corteva Agriscience™ berkomitmen penuh mendukung Ketahanan Pangan Nasional melalui varietas unggul jagung terbaiknya. Riset kami terus berupaya mencari produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan petani di Indonesia, salah satunya adalah P32 Singa. Hibrida dengan umur panen yang relatif cepat ini memiliki rendemen diatas 80% serta kadar air panen yang rendah yang sangat disukai oleh para penebas/pengepul jagung. Menghadapi musim tanam ini, P32 Singa sangat cocok ditanam di lahan tadah hujan.”
Jagung Pioneer adalah tanaman yang tepat untuk ditanam di area tadah hujan pada musim ini, tanaman sehat kuat, pemeliharaan minimal dan harga jual cukup bersaing.
Corteva Agriscience™ berkomitmen juga untuk memberikan pendampingan kepada petani agar produksi jagung dapat meningkat dan swasembada jagung di dalam negeri dapat terpenuhi. Dengan demikian, kesejahteraan petani dapat tercapai melalui pemberdayaan masyarakat pedesaan.
Mengendalikan Ulat Grayak pada Jagung
Dalam acara kunjungan lapang SINGA TOUR di Tuban kali ini, Corteva Agriscience™ (NYSE: CTVA) juga memperkenalkan solusi pengendalian hama baru kepada para petani jagung Indonesia, sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia yang menyetujui pendaftaran label Spinetoram 120 SC untuk melindungi tanaman jagung dari kerusakan akibat serangan hama ulat grayak (fall armyworm). Spinetoram 120 SC diperdagangkan di Indonesia dengan nama insektisida Endure®.
“Dengan terdaftarnya penggunaan insektisida Endure® ini untuk mengendalikan serangan ulat grayak pada tanaman jagung (fall armyworm), Corteva dapat menawarkan produk yang berkelanjutan dan memiliki perfoma tinggi kepada para petani di seluruh Indonesia. Sebagai bagian dari pendekatan Pengendalian Hama Terpadu, insektisida Endure® secara efektif melindungi tanaman jagung dari hama yang sangat rakus dan sangat merusak. Fokus kami saat ini adalah untuk memastikan bahwa solusi ini dapat segera tersedia bagi para petani yang sangat membutuhkannya,” ujar Ibu Rachel Lomibao, Commercial Unit Leader, Indonesia dan Malaysia, Corteva Agriscience.
Sumber: Radar Bojonegoro