TRIBUNKALTIM.CO, MALINAU - Kepala Dinas Pertanian (Kadispertan) Kabupaten Malinau, Afri ST Padan mengatakan, produksi beras merupakan komoditas pertanian utama di Malinau.
Produksi komoditas pertanian lainnya, seperti jagung dan kedelai menurutnya masih relatif rendah di Kabupaten Malinau.
Afri menjelaskan, penyebab produktivitas komoditas pertanian di Malinau rendah dikarenakan petani tidak menanam dalam jumlah yang besar.
Hal tersebut dikarenakan harga jagung dan kedelai di Malinau relatif rendah dibanding komoditas pangan lainnya.
"Jagung dan kedelai masih kurang di Malinau. Sedikit petani yang mau nanam, karena harganya murah. Petani lebih memilih nanam padi," ujarnya kepada TribunKaltara.com, Selasa (12/1/2021).
Menurut Afri, permasalahan utama bagi komoditas pertanian di Malinau adalah dari aspek pemasaran.
Petani kurang berminat untuk menanam jenis komoditas lain karena dinilai tidak menguntungkan. Ada kesenjangan antara biaya produksi dan keuntungan yang dihasilkan.
"Masalahnya bukan lahan, tapi soal pemasarannya, harga. Petani kurang berminat karena harga di pasar tidak stabil," ungkapnya.
Afri menjelaskan pihaknya telah mengupayakan ketersediaan bibit dan pupuk untuk mendorong produksi komoditas pertanian di Malinau.
Namun, kata Afri, Dispertan Malinau tidak bisa menjamin terkait stabilitas harga di pasaran.
Menurutnya, diperlukan upaya terencana guna menjaga stabilitas komoditas pertanian di pasaran agar petani di Malinau bisa produktif.
"Perlu ada upaya terpusat untuk menjamin stabilitas harga di pasaran. Kalau ada metode khusus, contohnya semacam penampungan hasil tani yang dapat dipasarkan lintas daerah, mungkin petani akan tertarik menanam," katanya.
Sumber: TRIBUNKALTIM