Blog •  12/03/2025

Petani Akui Budidaya Bawang Merah di Babel Menjanjikan

Something went wrong. Please try again later...

KBRN, Pangkalpinang: Petani bawang di Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengakui jika budidaya bawang merah di Babel berpotensi untuk dikembangkan dalam mendapatkan keuntungan.

Petani bawang merah di Desa Air Mesu Timur, Bangka Tengah, Irwan mengatakan , budidaya bawang merah ini jika  dilakukan secara gigih, teliti dan teladan dapat memberikan kesejahteraan bagi petani.

Ibaratnya kita nanam satu biji bisa menghasilkan 10 biji, di situ sudah kelihatan untungnya. Yang nama rugi nanam bawang itu ketika ada penyakit atau hama menyebabkan gagal panen," ucap Irwan

Menurut Irwan, keuntungan budidaya bawang merah ini sebab di pasaran harganya tidak pernah murah.

Di Bangka Belitung bawang merah tidak pernah Rp18 ribu tetap naik tinggi Rp20-35 ribu perkilogram. Cuma nanam bawang harus serius sebab rentan penyakit, tapi kalo udah paham minat cukup tinggi," katanya.

Sementara, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Babel, Edi Rumdoni mengatakan, usaha budidaya bawang merah ini adalah menjanjikan, tidak hanya pada cabai saja yang menjanjikan, meskipun tingkat kesulitan budidaya bawang merah ini di atas cabai namun tetap menjanjikan.

Memang tingkat kesulitannya di atas cabelah ilmunya kira-kira seperti tadi bukan berarti tidak bisa Jadi kami harapkan karena sudah ada para pakarnya dari kelompok-kelompok lain itu sendiri. Sehingga nanti anggota-anggota yang baru bisa belajar sehingga nanti jumlah petani bawang merah di Bangka Belitung ini bisa bertambah," kata Edi.

Edi tak menampik jika ada beberapa anggota kelompok petani yang bergelut di budidaya bawang merah mengundurkan diri. Sehingga pihaknya terus meyakinkan petani bahwa budidaya bawang merah ini menjanjikan.

"Itu yang yang harus kita siasati harus kita atur strategi supaya jumlah petani ditangkap, ini khususnya di tengah-tengah bisa bertambah terus petaninya enggak mungkin kita bicara produktivitas tingkat segala macam tapi kalau pelaku utamanya itu masih stagnant selain kulitnya petani," ujarnya.