MBAY - Hama walang sangit menyerang sekitar belasan hektare tanaman padi di Desa Aeramo, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, Provinsi NTT. Akibat serangan hama itu, petani terancam rugi puluhan juta rupiah.
Salah seorang petani warga Desa Aeramo, Nus Ngada mengatakan serangan walang sangit sudah berlangsung selama tiga pekan terakhir. Kemunculan hama itu diketahui petani ketika melihat pertumbuhan biji padi tidak sempurna.
"Yang terjadi sekarang biji padi masih tegak lurus seperti masih berusia muda,” ujar Nus Ngada, ketika ditemui media ini di sawahnya Senin (11/1/2021).
Dia mengatakan setelah dicek, tanaman padi jenis Ciherang yang ditanamnya ternyata gabuk alias tidak ada bijinya.
Dikatakannya, hama walang sangit menyedot cairan dalam biji padi sehingga mengakibatkan padi tidak tumbuh sempurna. Hama itu sering muncul ketika padi masuk fase pengisian bulir padi.
"Tanaman padi yang diserang hama walang sangit itu biasanya hasil panennya tidak maksimal akibat banyak biji padi yang kopong (kosong). Penurunan hasil panen bisa turun sampai 50%,” kata dia.
Terkait hama itu kata Nus, telah melakukan segala upaya termasuk memberi obat pembasmi hama pada tanaman padi. Namun, usaha itu tidak berhasil dan serangan hama walang sangit semakin mengganas.
“Sudah lima kali saya memberikan obat pada tanaman padi seluas setengah hektar dengan obat pembasmi walang sangit tetap tidak berhasil. Kalau sudah seperti ini kondisinya kami rugi puluhan juta rupiah,” papar dia.
Menurut Nus, luas tanaman padi di Desa Aeramo yang diserang walang sangit sekitar belasan hektare. Luas lahan yang terserang diprediksi terus bertambah seiring bertambahnya populasi hama itu setiap harinya.
"Untuk itu kami warga sangat mengharapkan adanya solusi yang diberikan oleh pihak terkait untuk mencari solusi agar beban masyarakat dapat terbantu," pintanya.
Petani lainnya, Warga Desa Nangadhero, Eman mengaku tanaman padi di sawahnya tidak hanya diserang hama walang sangit, tetapi dengan hama ulat.
Hama tersebut membuat tanaman padi urung tumbuh dan daun padi berubah warna jadi kuning. Padi yang telah terserang hama ini tidak menghasilkan bulir padi.
“Kami berharap segera ada penanganan dari dinas terkait, supaya musim tanam
ini tidak sampai gagal panen. Kalau sampai gagal panen, petani rugi,” ujarnya.
Sumber: Kumparan