WE Online, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) mencetak sejarah baru memajukan sektor pertanian. Kali ini Kementan melakukan penanaman padi dengan menggunakan drone tebar benih di lahan rawa hasil program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) seluas 3.591 hektare di Desa Muara Padang, Kecamatan Muara Padang, Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu (4/9/2019).
Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan, Andi Nur Alam Syah sekaligus Penanggung Jawab Program Serasi Sumatera Selatan menjelaskan, penanaman padi seluas 3.591 hektare ini merupakan bagian dari total target penanaman padi 200.000 hektare di seluruh Sumatera Selatan hingga Oktober 2019.
Penanaman padi menggunakan drone ini merupakan upaya nyata percepatan tanam guna mendongkrak luas tanam di musim kemarau yang tengah berlangsung.
"Arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Sumatera Selatan ini menjadi lumbung pangan nasional lewat optimalisasi lahan rawa, pastinya dengan program Serasi. Pengolahan lahan dan panennya menggunakan mekanisasi modern juga. Jadi, pasti cepat kita bangun lumbung pangan," kata Andi Nur Alam di lokasi tanam padi.
Lebih lanjut Pria asal Pinrang, Sulawesi Selatan ini membeberkan, drone yang digunakan mampu menebar benih untuk satu hektare lahan hanya dalam waktu 1 jam dengan kapasitas 50 sampai 60 kg per hektare. Sementara cara manual akan memakan waktu cukup lama dan tenaga kerja yang banyak.
"Kalau tebar padi manual itu, per hektarnya butuh waktu empat jam yang dikerjakan satu orang. Jadi perbandinganya cukup jauh, bahkan biaya lebih efisien," bebernya.
Andi Nur Alam menambahkan, drone penebar benih ini juga mampu bekerja mandiri sesuai pola atau alur yang sudah dibuat pada perangkat Android dan dipandu oleh GPS. Drone ini mampu melakukan resume operation, sehingga operation yang tertunda dapat dilanjutkan kembali sehingga tidak terjadi overlap dalam penanaman yang dilakukan secara otomatis.
"Ketahanan baterai mampu operasi selama 20 menit dengan kapasitas angkut maksimal 6 kilogram benih padi," ungkapnya.
"Percepatan tanam ini membuat optimal kerja alat mesin pertanian, seperti traktor dan eskavator. Awalnya hanya bekerja 8 jam per hari menjadi 16 jam per hari. Yang lebih penting lagi, semangat petani semakin berkobar bekerja," sambungnya.
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikuktura Sumatera Selatan, Ilfantria menegaskan, dengan kegiatan program Serasi Kementan, petani semakin semangat dan optimis meningkatkan produksi dan pendapatan. Hal ini sejalan dengan program Pemprov Sumatera Selatan dalam mengurangi angka kemiskinan.
"Adanya Program Serasi, selain bantuan alat mesin pertanian modern, juga dibangun tanggul, saluran tersier, saluran konektivitas, pompa, dan pintu air. Apalagi kedatangan Pak Menteri Pertanian minggu lalu, benar-benar membakar semangat petani untuk bekerja lebih giat," tegasnya.
Infantria menambahkan, program Serasi otomatis meningkatkan luas tanam dan indeks pertanaman. Total luas lahan sawah Sumatera Selatan mencapai 739.395 hektare, sebagiannya hanya bisa ditanam satu kali setahun, namun kini menjadi dua sampai tiga kali setahun.
"Selain itu, keberhasilan program Serasi di Sumatera Selatan ini telah membangun sinergitas antara dinas pertanian, penyuluh, usaha pelayanan jasa alat mesin pertanian (UPJA) atau brigade dan TNI. Sinergitas ini penting sebagai modal membangun korporasi di sektor pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan petani," terangnya.
"Karena itu, 2020 nanti kami harapkan bisa dituntaskan lagi sisa lahan rawa yang belum digarap. Target diberikan Menteri Pertanian tambah 200.000 hektare tahun depan itu. Kami optimis bisa capai," tegas Ifantria.
Masih di tempat yang sama, Zaenuddin Arifin, petani sekaligus Koordinator Lapangan UPJA Kecamatan Air Salek, Banyuasin mengaku, benar-benar merasakan manfaat dari program Serasi Kementan. Kehadiran drone tebar benih saja dapat menghemat tenaga kerja, biaya, dan waktu.
"Kami mendapatkan bantuan traktor roda empat juga sebanyak 14 unit. Penanaman padi menjadi cepat dan biaya yang dikeluarkan hemat. Kemudian tanam pakai drone ini menghemat biaya dan waktu juga," ungkapnya.
"Penanaman satu hektare itu kalau manual butuh waktu empat jam, dikerjakan satu orang dan tebar benihnya kurang merata, setelah tumbuh juga harus disulam 15 sampai 20 hari. Tapi pakai drone cukup satu jam saja," tandas Zaenudin.
Sumber: Warta ekonomi