Bengkulutoday.com - Presiden Joko Widodo, sesuai dengan pidato arahannya yang disampaikannya di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, 14 Juli 2019 yang lalu, membeberkan berbagai visi Indonesia, salah satunya adalah pembangunan SDM sebagai kunci Indonesia maju di masa depan. Komitmen mewujudkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) di berbagai daerah Nusantara juga dituangkan dalam tema perayaan 74 tahun Republik Indonesia, yaitu menciptakan "SDM Unggul Indonesia Maju”.
Visi tersebut kemudian diejawantahkan oleh Kementerian Pertanian melalui program peningkatan kapasitas SDM Pertanian terutama pada pelaku usaha pertanian. Untuk mewujudkan visi tersebut pada tahun 2019 Kementerian Pertanian (Kementan) semakin fokus dengan program strategis peningkatan SDM bidang pertanian dan menumbuhkan petani dari generasi milenial. Kementan menargetkan dapat mencetak 1 juta petani muda yang diperkirakan tergabung dalam sekitar 40 ribu kelompok tani milenial, meliputi sub sektor tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) untuk Petani Milenial di Aula Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, Jum’at (25/10/2019). Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mencetak petani-petani muda yang handal sesuai dengan komoditas yang ditekuni.
Bimtek menghadirkan narasumber Kepala Bidang (Kabid) Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian (KSPHP) Puslitbangtan (Dr. Agus W. Anggara, S.Si., M.Si) mewakili Kapuslitbangtan yang berhalangan hadir, Kepala BPTP Bengkulu yang diwakili oleh Kasie Kerja Sama Pelayanan Pengkajian (Dr. Shannora Yuliasari, S.TP., MP), Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Tengah (Drs. Supawan), dan Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura (Zainal Abidin, SP). Bimtek dihadiri oleh 9 orang Petugas Pertanian Kecamatan (PPK) dan Tim Kegiatan Petani Milenial dengan jumlah peserta sebanyak 50 orang petani muda yang berasal dari 10 Kecamatan di Kabupaten Bengkulu Tengah dengan kriteria utama umur 19-39 tahun dan memiliki antusiasme serta aksesibilitas terhadap teknologi yang memadai.
Kasie KSPP BPTP Bengkulu mengatakan salah satu tugas dari BPTP yaitu melaksanakan bimbingan teknis dan diseminasi hasil pengkajian teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. "Keberkahan tersendiri untuk Kabupaten Bengkulu Tengah karena mendapatkan 1 paket kegiatan Bimtek dari Puslitbangtan Kementerian Pertanian. Topik utama yang akan disampaikan adalah pengenalan Teknologi Larikan Gogo (Largo) Super untuk optimalisasi lahan perkebunan. Puslitbangtan akan memberikan bahan-bahan untuk mendukung kegiatan Largo Super sebagai percontohan pada lahan seluas 1 ha. harapannya dari dinas dapat mengarahkan agar bahan-bahan tersebut digunakan oleh petani pada kelompok tani yang telah dipilih sesuai dengan rekomendasi sampai tanaman menghasilkan".
Kabid KSPHP Puslitbangtan dalam kata sambutannya juga menyampaikan pesan khusus kepada petani milenial di Kabupaten Bengkulu Tengah. “Pesan pak Kapus, untuk teman-teman milenial; (1) jika menanam padi jangan berpikir subsistem tapi berpikiran menyeluruh. Jika melakukan penanaman padi bukan hanya padi saja yang dihasilkan, akan tetapi pengolahan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan; (2) multi produk, yang dijual tidak hanya gabahnya tetapi bisa dalam bentuk jerami sebagai pakan ternak, sebagai media tanam jamur, sekam bisa digunakan sebagai alas peternakan ayam, dibuat arang sekam (pembenah tanah), asap pembakaran arang sekam bisa ditampung dan didinginkan sebagai pestisida hayati. Harapanya semua teknologi tersebut dapat diterapkan oleh para petani milenial.” ujarnya. Selain itu, petani milenial juga diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk pertanian, agar nilai ekonomis dan pendapatan yang diperoleh petani dapat lebih tinggi.
Bimtek dibuka oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Tengah. Kadis selaku tuan rumah pelaksanaan Bimtek mengucapankan terima kasih kepada Puslitbangtan dan BPTP Bengkulu yang telah memberikan kepercayaan untuk melaksanakan kegiatan Bimtek di Kabupaten Bengkulu Tengah. Kedepanya kerjasama pelaksanaan kegiatan seperti ini dapat lebih ditingkatkan lagi.
“Selama ini kerjasama sudah banyak dilakukan dengan BPTP Bengkulu, yang terakhir adalah pelaksanaan pelatihan Pembuatan Pakan dari BPTP Bengkulu,” ungkapnya.
Drs Supawan mengharapkan agar peserta dapat mengikuti kegiatan bimtek secara maksimal karena narasumber yang menyampaikan langsung dari ahlinya, dapat mengaplikasikan teknologi largo super, tingkatkan produktivitas lahan perkebunan yang belum menghasilkan untuk menanam komoditas tanaman pangan dengan pendekatan inovasi.
“Diharapkan dari para petani milenial lebih maju lagi dalam pemanfaatan lahan, sehingga hasil yang diperoleh maksimal, karena adanya penerimaan perubahan teknologi oleh para petani milenial,” katanya.
Selanjutnya penyampain materi dan kisah sukses (succes story) tentang Largo Super yang disampaikan oleh Dr. Agus dari beberapa daerah seperti di Jawa Barat, Yogyakarta, dan Kalimantan Selatan. Budidaya padi gogo bisa dilakukan di bawah tegakan tanam perkebunan baik yang belum maupun sudah menghasilkan. Seperti contoh penerapan teknologi Largo Super di bawah tegakan tanaman kelapa milik PT Swasta di Tanah Genteng, Kabupaten Sukabumi, luasanya awalnya 135 ha. Jarak tanam kelapa 9 m x 9 m. Komponen Teknologi yang diterapkan antara lain: (1) olah tanah; (2) penggunaan VUB padi gogo; (3) alat Tabela; (4) pupuk cair Biosinta; (5) Biodekomposer; (6) penggunaan bioprotector; (7) pupuk hayati; serta (8) penggunaan alat panen (combine harvester).
Hasil penelitian dan demplot yang dilakukan oleh Puslitbangtan di beberapa provinsi diperoleh hasil panen di Jabar tertinggi 5,8 t/ha kisarasn 3,4-5,8 t/ha. di Kalimantan Selatan produktivitas tertinggi 6,08 t/ha dengan rata-rata 4,4 t/ha sedangkan di. Yogyakarta berkisar antara 5,8-7,3 t/ha. Peningkatan produktivitas, IP meningkat (padi-padi-palawija) yang dilakukan denghan mengeser waktu olah lahan yang biasanya pada bulan basah menjadi pengolahan lahan yang dilakukan pada bulan kering.
“Pemanfaatan Teknologi Pertanian Era Revolusi Industri 4.0” merupakan materi pamungkas yang disampaikan oleh Kasie KSPP. Dalam penyampaian materi, Dr. Shannora mengungkapkan bahwa ada 7 komoditas strategis yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian yaitu padi, bawang merah, cabai, gula, kedelai, daging sapi. Namun kita dihadapkan pada tantangan diantaranya (1) skala usaha pertanian <0,5 ha dan (2) produktivitas tinggi; dilakukan dengan revolusi industri yaitu sistem usaha pertanian yang dilakukan dengan menggunakan mesin, pertanian dengan cerdas (smart farming), modernisasi pertanian, peningkatan produksi (benih, alsitan, dll, optimaliasasi sumberdaya pangan lokal (teknologi pascapanen dan pengolahan), aplikasi teknologi informasi pertanian menuju era industri 4.0 antara lain TAKESI, KATAM, My AGRI. Program unggula Kementan 2019 Bekerja, Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (SERASI), dll. Peran petani milenial adalah dengan update informasi inovasi teknologi dengan menggunakan android.
Para peserta sangat bersemangat dan antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan Bimtek, baik dalam sesi pengisian kuesioner dan juga partisipasi peserta dalam sesi tanya jawab. Diharapkan dengan kegiatan Bimtek ini, Puslitbangtan dan BPTP Bengkulu dapat berkontribusi nyata terhadap kemajuan pertanian Indonesia dengan mencetak petani muda berpotensi yang memajukan pertanian utamanya komoditas tanaman pangan. Pada acara kali ini juga diberikan bantuan kepada Kelompok Tani Lestari Makmur, Desa Taba Lagan, Kec. Semidang Lagan, Kabupaten Bengkulu berupa bantuan saprodi Teknologi Largo Super pada lahan kering seluas 1 ha berupa benih padi Rindang 1, Bio Agrodeco, Bio Protector, Agrice Plus dan Biosinta.
Sumber: Bengkulutoday