Kunjungan ini serangkaian kegiatan Walkot Subulussalam berkantor di kecamatan tersebut.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Subulussalam, Baginda Nasution mengatakan peninjauan ke lahan pertanian ini menyusul laporan warga atas serangan hama terhadap tanaman jagung mereka.
Dalam beberapa waktu terakhir tanaman jagung masyarakat di daerah itu mengalami serangan hama hingga membuat daunnya rusak.
“Tadi setelah proses pelayanan di kantor camat, pak wali mendapat info dari petani soal hama jagung.
Jadi beliau meluangkan waktunya ke lahan tanaman jagung,” kata Baginda
Saat pemantauan ke lapangan, lanjut Baginda memang ditemukan tanaman jagung yang mengalami kerusakan di bagian daun dan pucuk akibat serangan hama.
Kondisi ini membuat petani cemas terhadap gagal panen, sehingga meminta bantuan pemerintah dalam menangani serangan hama.
Atas masalah ini, lanjut Baginda, Walkot Subulussalam langsung memerintahkan Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan (Kadistanbunkan) untuk mengupayakan penanganan hama tersebut.
Sementara Kadistanbunkan Sulisman mengakui jika tanaman jagung masyarakat di daerah ini mengalami serangan hama.
Hama ini jenis Spodoptera frugiperda.
Spodoptera frugiperda ini kata Sulisman, memakan daun-daun hingga ke pucuk tanaman serta terlihat lubang-lubang pada daun jagung.
Menurut Sulisman, serang hama S frugiperda ini merupakan pertama terjadi di Kota Subulussalam selama dalam kurun sepuluh tahun terakhir.
Kasus hama mulai masuk ke Subulussalam akhir 2019 lalu. Namun, kala itu kata Sulisman belum terlalu parah.
Saat ini seranagan hama dinilai mulai parah sehingga harus segera diupayakan penanganan.
Dikatakan, ciri-ciri tanaman terserang hama tersebut pada permukaan atas daun dan pucuk tanaman ditemukan sebuk kasar seperti serbuk gergaji.
Ulat ini merusak bagian pucuk daun muda sehingga dipastikan tanaman akan mati.
Selanjutnya pada tingkat serangan yang tinggi, kita dapat menemukan kotoran dari larva pada tanaman jagung seperti serbuk gergaji.
Sumber : Aceh Tribunnews