REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kelompok Tani Rukun di Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, mampu memanen perdana cabai rawit prima agrihortika di tengah-tengah pandemi. Panen disaksikan Bupati Sleman dan Kepala BPTP Balitbangtan Yogyakarta.
Ketua Poktan Tani Rukun, Janu Riyanto, mengatakan varietas cabai rawit prima agrihorti memiliki keunggulan dibanding jenis cabai lain. Mulai ukuran lebih besar, jumlah cabai tiap pohon lebih lebat, dan lebih tahan penyakit.
"Cabai tersebut tidak sepenuhnya digunakan untuk kebutuhan konsumsi, namun juga produksi benih. Tiga petik kemarin masih untuk konsumsi, nanti petik keempat sampai 10 pembenihan, kemudian konsumsi lagi," kata Janu, Selasa (21/7).
Luas lahan cabai yang dikelola Tani Rukun 2.000 meter persegi, dengan jumlah pohon 2.300 pohon mampu hasilkan tiga ton cabai. Jika dikonversi jadi benih tiap kilogram cabai bisa jadi enam kemasan benih rata-rata kemasan 10 gram,
Bupati Sleman, Sri Purnomo menuturkan, apa yang telah dilakukan Poktan Tani Rukun patut diapresiasi. Pasalnya, dengan menjual produk benih cabai, nilai ekonomis dari cabai akan lebih meningkat dibandingkan cabai untuk konsumsi.
Terlebih, jika cabai untuk konsumsi mungkin harganya tidak terlalu tinggi, tergantung kualitas. Ia berharap, langkah ini nanti semakin meningkatkan kesejahteraan petani, khususnya petani cabai di Kabupaten Sleman.
"Tadi saya dapat informasi, satu buah cabai bisa mencapai Rp 8.000. Memang petani akan sejahtera kalau sudah bisa memproduksi benih sendiri, bahkan juga menjualnya," ujar Sri.
Pada kesempatan itu, turut dikukuhkan Kelompok Tani Muda Tunas Tani Rukun. Dilakukan Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan, Heru Saptono, yang turut menyerahkan penghargaan Penyuluh Pertanian Teladan Kabupaten ke Janu Riyanto.
Sumber: Pikiran Rakyat