Pekanbaru: Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat ME Manurung mengatakan harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di Riau seminggu ke depan bakal tercatat tertinggi dalam sejarah sejak Indonesia merdeka, karena kini harganya mencapai Rp2.762 per kilogram (kg).
"Ini adalah bukti bahwa konsumsi domestik yang semakin meningkat, melalui B30 maupun meningkatnya kebutuhan medis berbahan baku Crude Palm Oil (CPO) itu," kata Gulat ME Manurung, dikutip dari Antara, Selasa, 3 Agustus 2021.
Dia mengatakan saat ini dunia sedang membutuhkan CPO Indonesia untuk sumber energi dan pangan. Kenaikan harga sawit kali ini, lanjutnya, sangat membantu memulihkan ekonomi masyarakat di tengah pandemi covid-19.
Kondisi ini, kata dia, merupakan anugerah terindah dari Tuhan buat Indonesia dan dunia. Tentu juga menunjukkan bahwa sawit adalah payung ekonomi Indonesia, khususnya pada masa pandemi covid-19.
"Karena itu semua pihak agar menjaga sawit Indonesia melalui peran masing-masing," katanya.
Ia menyebutkan tiga tahun belakangan harga tertinggi TBS sawit seperti pada 2019 rata-rata Rp1.200 per kg, pada 2020 rata-rata Rp1.950 per kg, dan pada 2021 hingga Juli 2021 rata-rata Rp2.350 per kg, dan kini menjadi Rp2.762 per kg.
Harga tertinggi itu merupakan harga TBS Sawit Riau kelompok usia 10-20 tahun jika dibandingkan pada pekan lalu harga naik Rp118,98 per kg atau meningkat sebesar 4,50 persen.
Kepala Dinas Perkebunan Riau Zulfadli lewat Kabid Pengolahan dan Pemasaran Defris Hatmaja mengatakan kenaikan harga TBS itu dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor internal dan eksternal. Dari faktor internal naiknya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikan dan penurunan harga jual CPO dan kernel dari beberapa perusahaan yang menjadi sumber data.
Sementara dari faktor eksternal, harga CPO masih menjalani tren bullish. Dalam sepekan terakhir, harga naik 2,29 persen dan selama sebulan ke belakang kenaikannya mencapai 21,39 persen.
"Kenaikan harga CPO berdampak positif bagi Indonesia. Pertama, CPO adalah salah satu komoditas andalan ekspor," pungkasnya.
Sumber: Medcom.id