MBAY - Warga masyarakat Kampung Kobagheje, Nio Kota, Kobafesa dan Okirateata di Desa Aeramo, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, menggelar ritual adat tolak bala, Minggu (17/1/2021).
Ritual adat tolak bala ini dilakukan bertujuan untuk mengusir hama wereng, ulat, dan penyakit lain yang akhir-akhir ini menyerang padi dan jagung milik warga.
Kegiatan ritual adat "tolak bala tersebut berlangsung di Pantai Nagelewa yang dipimpin oleh beberapa tokoh adat setempat.
Salah tokoh adat Anus Dhedi mengatakan bahwa ritual adat yang digelar ini namanya Tu doka atau tolak bala.
Tolak bala ini adalah ritual adat Suku Nataia untuk mengusir hama penyakit terhadap tanaman, hewan dan manusia agar terhindar dari penyakit termasuk COVID-1.
"Caranya semua jenis hama, ulat, belalang, walang sangit, tikus dan lain-lain di kumpulkan dan di masukan dalam perahu kecil, lalu di antar ke tengah laut," ujarnya.
Dijelaskan hama yang di kumpulkan itu dimasukkan dalam botol dan diikat di perahu kecil, lalu di antar oleh orang yang telah ditentukan sebelumnya.
Menurutnya, ritual tolak bala ini akan di laksanakan di mana telah terjadi hal yang luar biasa. Misalkan padi dan jagung milik petani diserang hama.
Walaupun sudah berupaya dengan penyemprotan tapi tidak bisa teratasi. Sehingga, salah satunya warga mesti menggelar ritual adat tolak bala ini.
Menurut kegiatan seperti ini sudah di lakukan beberapa tahun yang silam. Yang mana saat itu padi milik petani di serang hama tikus. Setelah di lakukan upacara itu dengan sendirian hilang.
Sementara Seravinus Mena mengatakan bahwa setelah acara ini di laksanakan semua warga pada Senin (18/1) dilarang melakukan aktifitas apapun atau dalam bahasa adat (ire).
Dikatakan apabila masyarakat yang melanggar akan terkena dampak pada dirinya.
Sumber: Kumparan