TABLOIDSINARTANI.COM, Palangka Raya---Sutiko mengeluh butir padi yang ditanam tak sesuai dengan harapannya. Petani di Kelurahan Kelampangan Kecamatan Sebangau Kota Palangka Raya itu juga mengeluhkan tentang padi yang tidak bisa di panen secara merata.
“Padahal kami sudah menanam dengan menggunakan benih unggul yakni ciherang akan tetapi mengapa bulir padi tidak berisi penuh/merata. Akibat hal ini kami melakukan panen secara berulang-ulang atau waktunya tidak bersamaan karena bulir yang tidak terisi merata,” ucap Sutikno yang mendapat amanah dari petani lainnya menjadi Ketua dari Kelompok Tani Harapan I, Kelurahan Kelampangan.
Beberapa penyebab mengapa banyak tanaman padi petani bulir padinya tidak terisi penuh, diantaranya karena petani memberikan pupuk secara tidak merata. Dampaknya, pertumbuhan tanaman kurang seragam, ada yang belum bunting, sedang bunting, dan keluar malai.
“Kami memang kurang melakukan penyiraman saat padi sudah mulai tua atau mengisi. Kami tidak mengetahui apa penyebab sampai terjadinya bulir-bulir padi kami ini tidak terisi semua,” tutur Sutikno yang menggarap lahan gambut.
Kegiatan usaha tani padi di lahan gambut yang digarap Sutikno sebenarnya merupakan hasil kerjasama Bank Indonesia (BI) dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Palangka Raya dengan luas lahan 5 ha dari total hamparan 6 ha. Namun saat panen hanya sekitar 3 ha yang bisa panen. Hal ini karena banyak bulir yang kosong/hampa atau tidak terisi penuh.
Menurut catatan BPTP Kalteng salah satu penyebab mengapa bulir tidak berisi penuh/hampa karena beberapa faktor. Pertama, tidak menggunakan varietas unggul baru. Kedua, penggunaan jarak tanam yang terlalu rapat. Ketiga, pemupukan yang tidak berimbang. Keempat, kurangnya ketersediaan air pada masa generatif sehingga terjadi pengeringan pada kepala putik.
Meski bulir padi tidak terisi penuh/hampa, Sutikno mengaku dirinya dan petani lainnya giat menanam padi di lahan gambut. “Kami berharap agar tanam selanjutnya tidak terulang kembali kejadian tersebut,” ujarnya penuh asa.
Solusi Mengatasi Bulir Hampa
Beberapa solusi yang dapat dipakai petani untuk mengatasi pengisian bulir yang kosong/ tidak merata yakni pemberian pupuk tepat waktu sekitar 42-43 hari setelah tanam (HST). Unsur kalium, kalsium dan posfatsangat berpengaruh bagi pengisian bulir.
Kalium menjamin ketahanan dan kekuatan tanaman, merangsang pertumbuhan akar, meningkatkan kualitas bulir padi. Sedangkan kalsium berfungsi untuk mempertebal dinding sel, tahan rebah, dan daya simpannya juga bagus.
Phospat fungsinya sebagai bekal utk akar yag kuat, pertumbuhan malai yang serempak, pembungaan yang tidak mudah rontok dan pengisian bulir yang sempurna. Jangan lupa hentikan kegiatan menyempret/berjalan ke tengah lahan saat berbunga 25-75 persen. Hal itu guna menghindari kontak fisik dengan n serbuk bunga agar tidak rontok.
Saat pemupukan dosis yang dianjurkan kebutuhan NPK sebesar 135 kg pupuk nitrogen/ha, 36 Kg P2O5 dan 30 Kg K2O. Sedangab agar bulir padi bernas sampai ke ujung, berikan fungisida berbahan aktif difekonazol dan Azroksitrobin pada saat 60 (hari setelah tanam) HST, 70 HST dan 80 HST. Saat 80 HST tambahkan juga pupuk pelengkap seperti NPK dan gandasil B. Semprot dengan air kelapa pada batang padi ketika sudah gembung mau berbunga. Karena kalium pada air kelapa sangat membantu proses pembuahan bulir padi.
Sumber: Tabloid Sinar Tani