NTT - Merespon kejadian serangan ulat grayak frugiperda (UGF) yang cepat dan meluas, Kementerian Pertanian langsung melakukan beberapa langkah antisipasi untuk mengendalikan hama tersebut.
Hama UGF yang dikenal dengan nama ilmiah (Spodoptera frugiperda J.E. Smith) berasal dari benua Amerika dan dilaporkan menyerang pertanaman jagung di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Penyebaran hama yang cepat telah menimbulkan serangan cukup luas pada pertanaman jagung di Provinsi NTT.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Yohanes mengatakan, serangan hama UGF pada tanaman jagung di Kabupaten Flores Timur ini cukup cepat kejadiannya, dalam waktu singkat serangan hama ini sudah meluas.
“Sehingga kita nyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Untuk menangani hama ini harus segera dilakukan tindakan-tindakan pengendalian yang cepat dan tepat,” ujar Yohanes.
Langkah cepatnya, mereka melaporkan kejadian serangan hama UGF di wilayahnya ini dan berkoordinasi lebih lanjut bersama Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian untuk menangani serangan hama UGF ini.
“Saya telah meminta kepada semua stake holder untuk bahu membahu bergerak bersama mengendalikan dan mengatasi serangan hama ini, apalagi Bupati Flores Timur Anton H. Gege Hadjon telah mengintruksikan semua stake holder untuk terlibat dalam upaya penanggulangannya karena ini merupakan kejadian luar biasa (KLB),”ujarnya.
Selanjutnya, pihaknya melakukan monitoring dan Bimtek Pengendaliannya secara bersama-sama di Kecamatan Ile Boleng Kabupaten Flores Timur dilanjutkan gerakan pengendalian (Gerdal hama UGF).
“Tujuannya mengenalkan hama ini ke petani dan masyarakat luas berikut cara-cara pengendaliannya, biar mereka bisa mengendalikan sendiri jika sudah tau ciri-ciri dan gejalanya,” tambah Yohanes.
Kegiatan Bimtek dihadiri Kepala Dinas Pertanian Provinsi NTT, BPTPH Provinsi NTT, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Flores Timur, Penyuluh pertanian, Petugas pengendali hama/POPT, Camat Ile Boleng, Komandan Rayon Militer Ile Boleng, Kepala Desa Niha One, Kepala Adat, Tokoh masyarakat, petani, keluarga petani, dan pelajar Sekolah Dasar di Desa Niha One.
Di tempat yang berbeda, Kepala Seksi Pengendalian Hama Terpadu OPT Serealia, Edi Eko Sasmito menyatakan bahwa untuk menangani serangan hama UGF jagung ini Kementerian Pertanian akan mengawal penuh upaya-upaya pengendalian hama tersebut di semua lokasi pertanaman jagung di Tanah Air.
“Untuk mengantisipasi serangan hama UGF jagung ini kami minta seluruh rekan-rekan POPT untuk aktif melakukan pengamatan OPT di pertanaman jagung wilayah kerjanya masing-masing, dan apabila ditemukan serangan hama ini agar dengan cepat melaporkannya. Kita akan bersama-sama melakukan pengendaliannya secara terpadu,” ujar Edi.
Lebih lanjut disampaikan, bahwa kunci keberhasilan penanganan hama UGF itu dengan menerapkan 4 (empat) prinsip dasar pengendalian hama terpadu (PHT) yaitu:
1. Praktek budidaya tanaman sehat
2. Monitoring OPT (hama dan penyakit) secara rutin
3. Pemberdayaan musuh alami hama,
4. Membimbing petani menjadi ahli PHT. Dengan demikian kegiatan Bimtek pengendalian UGF jagung yang dilaksanakan di NTT ini merupakan implementasi pemasyarakatan prinsip-prinsip dasar PHT.
Sebagai upaya tanggap darurat terjadinya serangan hama UGF di NTT, Kementerian Pertanian bersama stakeholder setempat telah melakukan Bimtek pengendalian hama UGF dan melakukan gerakan pengendalian/Gerdal hama UGF.
Gerakan pengendalian dilakukan secara mekanik dengan mengumpulkan/mematikan larva hama UGF dan Gerdal secara kimia dengan melakukan aplikasi semprot insektisida cadangan nasional yang tersedia di BPTPH setempat, insektisida tersebut berbahan aktif Deltametrin 25 g (Decis).
Lebih lanjut ke depan pihaknya akan terus meningkatkan Bimtek-bimtek pengendalian OPT untuk menguatkan penerapan PHT di kalangan petani jagung di NTT, sebagai cara mengamankan produksi jagung dari serangan OPT (hama dan penyakit).
"Disamping itu kami juga berkomitmen untuk menyediakan bahan pengendali hama pada saat terjadi eksplosi serangan. Saat ini kita sudah menyiapkan pengadaan insektisida khusus untuk mengendalikan hama UGF pada jagung, salah satunya insektisida berbahan aktif emamektin benzoa,” urai Edi.
Gerak cepat para pemangku kepentingan usaha tani jagung di Provinsi NTT dan jajaran Kementerian Pertanian ini selaras dengan pernyataan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) bahwa seluruh jajaran Kementerian Pertanian dari pusat sampai daerah bersama dengan instansi terkait dan masyarakat harus bahu membahu bekerja keras, cerdas, ikhlas dan tuntas untuk mengatasi berbagai gangguan yang mengancam produksi pangan, termasuk didalamnya mengatasi gangguan serangan hama UGF yang mengancam produksi jagung nasional.
Sumber : OkeZone