Produksi Lipat Ganda (Proliga) yang saat ini mulai diterapkan pada tanaman cabai merupakan salah satu teknologi yang telah diperkenalkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) dan terus didesiminasikan hingga sekarang untuk mendukung pemerintah dalam swasembada pangan.
Proliga sendiri dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan produksi panen sehingga mampu menjaga pasokan panen dalam negeri sepanjang tahun dan mengurangi fluktuasi harga. Dengan teknologi Proliga, peningkatan produktivitas cabai dapat diupayakan menjadi dua kali lipat baik saat on season maupun off season (di luar musim).
Teknologi proliga untuk cabai on season banyak dilakukan di Jawa, sedangkan kajian off season telah dikembangkan pada lokasi yang memiliki tipologi iklim yang berbeda dengan di Jawa, seperti wilayah NTB, NTT, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tenggara.
Secara umum, proliga cabai dapat dicapai dengan cara melakukan pengembangan budidaya off season, mekanisasi on farm, efisiensi penggunaan air saat musim kemarau dan juga melalui peranan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
Sementara itu, untuk mendapatkan hasil panen dari penerapan proliga, harus ada sinergi antar lima komponen teknologi, yaitu varietas unggul, pesemaian sehat, peningkatan populasi tanaman, pengelolaan tanah, hara dan air, serta penerapan PHT. Lima komponen teknologi itu terbungkus dalam satu paket teknologi proliga.
Varietas unggul yang digunakan dalam penerapan proliga ini adalah varietas unggul Balitbangtan Ciko, Kencana ataupun Lingga. Varietas yang umum digunakan adalah Ciko yang memiliki keragaan yang khas "pendekar" (pendek dan kekar), tidak membutuhkan tali penyangga dan lebih toleran terhadap organisme pengganggu tanaman (OPT) jika dibandingkan dengan varietas eksisting (yang sudah ada).
Selain varietas unggul, kepadatan populasi tanaman juga akan mempengaruhi produksi cabai. Biasanya dalam satu hektar, petani akan menanam 20 ribu tanaman cabai. Pada proliga, populasi tanaman cabai ditingkatkan menjadi 30 ribu tanaman/hektar.
Agar tercapai jumlah 30 ribu tanaman/hektar maka dilakukan penanaman dengan pola 2:1 zig-zag. Pada satu lubang ditanami 2 tanaman, kemudian lubang berikutnya 1 tanaman. Metode tanam zig-zag ini bertujuan agar cahaya matahari tidak akan terhalang dan sirkulasi udara tidak terganggu.
Pertumbuhan tanaman cabai varietas Ciko didampingi dengan teknologi proliga memperlihatkan hasil mengagumkan walaupun ditanam di lahan kering.
Hasil uji coba proliga menunjukkan bahwa penerapan paket teknologi tersebut mampu menghasilkan produktivitas sebesar 15,81 ton/ha hingga 22,78 ton/ha. Yang dimana, dalam satu tanaman bisa menghasilkan buah lebih dari 1,5 kg per tanaman, sedangkan hasil rata-rata petani umumnya hanya 0,8-1 kg per tanaman.
Hasil uji coba tersebut menunjukkan bahwa proliga diyakini dapat digunakan oleh para petani cabai di seluruh Indonesia. Dengan begitu, mampu mendukung program Kementerian Pertanian untuk meningkatkan stabilitas pasokan cabai sepanjang tahun.
Sumber: 8Villages