JAMPANGTENGAH — Cuaca ekstrim yang melanda Sukabumi, menyebabkan munculnya organisme pengganggu tanaman (OPT) pada tanaman kacang tanah hingga mengakibatkan para petani terancam gagal panen. Karena, tanaman yang tengah dipanennya saat ini banyak tak berisi.
Seorang warga Kampung Bojongjengkol, Rt (14/4) Desa Bojongjengkol, Kecamatan Jampangtengah Ano (35) mengatakan, serangan pada tanaman kacang tanah di lahan pertanianya diakibatkan oleh penyakit jamur. Hal itu dipicu oleh kondisi cuaca ekstrim yang terjadi saat ini.
“Dari lahan sekitar 400 meter persegi, biasanya kami memanen kacang tanah sebanyak 1 ton. Namun, karena banyak terserang jamur, akibatnya kami hanya bisa menghasilkan sekitar delapan kwintal,” jelasnya.
Akibat serangan jamur daun tersebut, menyebabkan bagian daun tanaman kacang tanah berubah menjadi menguning. Hal ini, dapat berdampak buruk terhadap pertumbuhan tanaman tersebut.
“Bila tidak secepatnya diantisipasi, maka tanaman ini akan ternancam gagal panen. Iya, pasti banyak tanaman yang mati. Bahkan, buah kacang tanah tersebut sampai membusuk.Namun, untuk saat ini Alhamdulillah tidak ada. Lantaran, kami sudah siap siaga melakukan pencegahannya,” bebernya.
Untuk mengendalikan serangan hama itu, pihaknya bersama para petani lainnya, selain sering memberikan obat fungsida dan penguatan nutrisi tanaman, juga kerap membersihkan lokasi tanaman. “Ini dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya agar tanaman kacang putih tetap sehat dan terhindar dari serangan jamur itu,” timpalnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Ajat Sudrajat mengatakan, musim hujan saat ini dapat menjadi pemicu maraknya serangan hama yang menyerang pada tanaman petani.
“Untuk itu, bila ada gejala terhadap tanaman, petani disarankan agar segera berkonsultasi atau melapor ke petugas di lapangan,” katanya. Untuk mengantisipasi agar tanaman petani tidak terserang hama, ia menghimbau kepada seluruh petani agar memberikan obat pestisida untuk pembasmi hama.
Ini merupakan salah satu upaya agar kualitas tanaman tetap kuat dari berbagai serangan hama. “Selain itu, kami juga menyarankan agar petani menggunakan bibit atau benih yang unggul,” bebernya.
Apabila ada gejala yang mencurigakan terhadap tanaman, dirinya meminta kepada para petani agar segera berkonsultasi atau melapor kepada pemerintah setempat. “Insya Allah kami akan senantiasa siap untuk membantu para petani. Jangan sampai serangan hama sudah parah baru melapor,” pungkasnya.
Sumber : Radar Sukabumi