DRINGU, Radar Bromo – Memasuki musim kemarau, luas areal tanam jagung di Kabupaten Probolinggo, belum maksimal. Hingga Mei, luas lahan tanam jagung baru mencapai 14.535 hektare. Jumlah ini masih jauh dari target Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo.
Tahun ini, DKPP Kabupaten Probolinggo menargetkan luas lahan tanam jagung mencapai 51.949 hektare. Berkurangnya intensitas hujan, tentunya berdampak pada komoditas tanaman pertanian. Tidak heran jika kini berangsur-angsur petani beralih menanam jagung. Namun, jumlahnya belum banyak.
“Petani sudah mulai menanam jagung. Memang penambahan luasan lahan jagung tidak terlalu tampak. Ada sebagian yang masih bertanam padi,” ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura DKPP Kabupaten Probolinggo Didik Tulus Prasetyo.
Penambahan yang cukup signifikan dapat dilihat dari grafik bulanan yang dicatat DKPP. Pada Mei, kembali menunjukkan penambahan 2.334 hektare. Sementara bulan Januari capaian luasan lahan 2.015 hektare, Februari 1.817 hektare, Maret 3.203 hektare, dan April ada 5.166 hektare.
Tanaman jagung diprediksi akan meningkat ketika benar-benar masuk musim kemarau. Kadar air tanah sudah mulai masuk kategori sedang. Pada kondisi itu, petani mulai beralih menanam jagung. Sebab, tanaman pangan, selain padi, yang cocok saat kondisi itu adalah jagung.
DKPP juga telah memetakan wilayah potensial penghasil jagung. Di antaranya, Kecamatan Gending, Banyuanyar, dan Maron. Saat musim tanam tiba, tiga kecamatan ini digadang-gadang dapat berkontribusi besar terhadap capaian target luas lahan pertanian dan hasil panen untuk ketahanan pangan.
“Secara grafik memang tidak stabil. Mungkin satu dua bulan ke depan akan terjadi penambahan yang cukup signifikan. Mengingat kondisi cuaca mulai cocok,” ujar Didik.
Sumber: Radar Bromo