TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta --- Ketersediaan jagung hingga bulan Maret sempat disangsikan dan dikhawatirkan berpengaruh pada harga jagung untuk pakan. Bahkan dikhawatirkan jika tidak ada panen hingga pertengahan Februari mendatang, kondisi shortage (kekurangan) dan berdampak pada berbagai aspek.
“Februari ada panen jagung, Maret juga,” tukas Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi pada saat meninggalkan ruang Rapat Penetapan Target Kegiatan Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2020 di Kantor Ditjen Tanaman Pangan, Jakarta (28/1).
Sanggahan ini tentu saja menangkis beberapa anggapan yang menyangsikan ketersediaan jagung di sentra pertanaman. Suwandi sempat menambahkan bahwa sejak Oktober 2019 silam masih ada pertanaman di beberapa wilayah seperti di Sulut, Sumut, Jatim, Gorontalo dan Jateng dengan rata-rata sekitaran 200 ribu hektar. Hasilnya saat ini sedang panen pada beberapa daerah tersebut.
Pada kesempatan yang sama Direktur Serealia Ditjen TP, Bambang Sugiharto menyampaikan bahwa panen jagung untuk Februari tahun ini sekitar 440.798 ha. "Sedangkan di Probolinggo, Tuban, Lamongan, Blitar, Banyuwangi, Jember Provinsi Jawa Timur. Di Jawa Tengah juga banyak,” tambahnya.
Selama satu tahun, biasanya ada tiga kali panen raya jagung yakni pada bulan Februari-April, Juli-Agustus, dan panen ke-3 pada bulan November-Desember. Berdasarkan prognosa Kementan, produksi jagung sepanjang tahun 2020 diperkirakan mencapai 24.16 juta ton dengan kebutuhan sebanyak 15,256 juta ton. Sehingga dapat dipastikan pasokan jagung tetap aman di tahun 2020.
Harga Stabil
Dengan stabilnya pasokan jagung dan kepastian panen jagung hingga Maret 2020 mendatang, maka dapat dipastikan juga harga jagung akan tetap stabil. Hal tersebut terkonfirmasi dari Petugas Pelayanan Informasi Pasar yang berada di tingkat Provinsi. Terpantau di Sumatera Utara, harga jual jagung tingkat petani sebesar Rp. 3.900,- dengan kadar air antara 25-30% atau jagung pipilan panen dan belum dikeringkan. Kondisi serupa juga terjadi di daerah lainnya yang akan bersiap panen.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sendiri berani menjamin harga jual tersebut bisa terpantau realtime dan diinput lewat aplikasi harga di tingkat petani di 245 kabupaten/kota.
Sumber : TABLOIDSINARTANI