JOMBANG – Jagung milik sebagian petani di Dusun Ngembeh, Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto yang sebelumya rusak akibat diduga tercemar limbah pabrik tahu, sebagian mulai ditebangi.
Itu setelah saat ini memasuki masa tanam. Petani sementara menunggu tindak lanjut dari Dinas Lingukungan Hidup (DLH) Jombang.
Siti Muazzah, petani setempat menerangkan, karena sudah kering jagung miliknya kemudian dibiarkan.
’’Belum ada yang ngecek ke sawah, ya saya biarkan saja,’’ kata Muazzah Jumat (6/11) kemarin.
Karena belum ada tindak lanjut jagung miliknya akhirnya sebagian ditebangi. Namun tidak seluruhnya, lantaran jagung lainnya ditebangi masyarakat setempat.
’’Yang rusak sudah saya tebangi, lainnya ditebang orang cari pakan ternak. Ternyata tidak bisa dipakai pakan,’’ terang dia.
Karena kondisi kering lanjut dia, diperkirakan tak cocok dipakai pakan ternak.
’’Ya prihatin soalnya yang selamat dari penyakit bulai jagung ini malah yang kering itu,’’ terang dia.
Terpisah Zaenal Arifin Kades Ngumpul mengakui, sementara pihaknya tak bisa berbuat banyak.
Meski sudah banyak keluhan yang diterima, pihaknya menunggu langkah dinas terkait. ’’Memang kita sendiri tidak lapor, yang jelas sudah banyak yang tahu kondisinya seperti ini,’’ kata Zaenal.
Dijelaskan, hingga saat ini rusaknya jagung petani setempat hanya terjadi di tiga dusun, masing-masing Ngumpul, Ngembeh dan Belut.
’’Belum ada tambahan, ya masih sama seperti kemarin, belum tahu berapa luas yang rusak. Hitungan kecil kita ya mungkin dua bahu (sekitar 14.000 meter persegi, Red),’’ beber dia.
Saat ini, sebagian jagung yang rusak sudah habis. ’’Sekarang posisinya sudah ditebangi, karena mau tanam lagi,’’ terang dia.
Menurut dia, hingga saat ini belum ada kabar lebih lanjut yang diterima.
’’Saya sendiri kurang tahu karena apa, mungkin kemarin musim kemarau panas lalu ketambahan air dari limbah. Jadinya kering,’’ beber dia.
Terpisah Abdul Qudus Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jombang melalui Yuli Inayati Kabid Wasdal Gakkum mengakui, sementara belum turun ke lokasi. Lantaran banyaknya laporan yang diterima pihaknya terkait pembuangan limbah.
’’Jadi kita rencanakan minggu depan, kita akui belum cek ke sana,’’ kata Yuli dikonfirmasi.
Dijelaskan, selain banyaknya laporan yang diterima pertimbangan lain, yakni pihaknya berencana menyelesaikan persoalan itu secara menyeluruh.
’’Jadi selama ini kalau kita melakukan penanganan industri seperti itu, pasti mereka menyampaikan bukan hanya di situ saja, tetapi di tempat lain juga,’’ imbuh dia.
Karena itu lanjut Yuli, persoalan diselesaikan tidak hanya dari satu problem itu saja.
’’Bukan sepotong-sepotong, kita mau menyelesaikan seluruhnya. Sementara kita lakukan pendataan, kalau sudah terdata masalahnya sama mereka tidak punya IPAL,’’ beber dia.
Sebab berdasarkan data yang diperoleh industri serupa tidak hanya di satu kecamatan. Di kecamatan lain juga demikian. ’’Ada banyak industri seperti itu dihampir seluruh kecamatan, makanya kita selesaikan semuanya,’’ papar Yuli.
Karena belum terjun ke lokasi, dia sendiri belum berani memastikan penyebab keringnya jagung petani lantaran terkontaminasi limbah pabrik tahu. ’’Belum bisa pastikan, memang dulu pernah ada kejadian seperti itu tetapi beda lokasi. Apakah daya tahan tanamannya atau yang lain, kita perlu cek ke loaksi dahulu. Kalau pun karena limbah mestiya dulu juga rusak,’’ pungkas Yuli.
Sebelumnya, sejumlah Petani jagung di Dusun Ngembeh, Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto tahun ini terancam gagal panen. Menyusul kondisi tanaman jagung petani mengering. Diduga disebabkan air irigasi sawah tercemar limbah pabrik tahu.
Sumber: Radar Jombang