TEMPO.CO, Palembang -Sumatera Selatan atau Sumsel berhasil menjual sejumlah komoditas ekspor pertanian unggulan ke 14 negara berbeda dalam kurun waktu satu tahun terakhir.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang, Hafni Zahara mengatakan ekspor komoditas pertanian unggulan meliputi: karet, kelapa bulat, palm kernel expeller, kayu olahan, kayu lapis, dan maggot (black soldier fly) yang merupakan komoditi unggulan baru dan perdana dilepas ekspor dari Kabupaten Ogan Ilir.
"Masih banyak potensi komoditas pertanian lain berkualitas ekspor yang harus didorong," katanya Jumat, 31 Desember 2021.
Potensi itu seperti kopi, pinang, sarang burung walet, porang, gula aren, maggot, nanas, duku, manggis dan beras yang dapat diupayakan dapat ekspor melalui pelabuhan Boom Baru.
Berdasarkan data IQFAST Badan Karantina Pertanian pada tahun 2020 Provinsi Sumatera Selatan tercapai volume ekspor 548.199, 693 Ton dengan Nilai 6,56 Milyar dan di bulan yang sama sampai dengan Nopember tahun 2021 mencapai 1.476.021 ton dengan nilai 9,87 miliar. Data ini secara volume naik 169% dan secara nilai naik 51%.
Pada 16 sampai dengan 30 Desember 2021 Badan Karantina Pertanian melakukan ekspor secara total 1,3 juta ton senilai Rp 13,72 Triliun. Khusus Provinsi Sumatera Selatan melakukan ekspor dengan volume 16.611.128 kg dan 17.610,62 m3 senilai 244.422.369.429 miliar ke 14 negara.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan, komoditas hasil petani yang dikirim tersebut merupakan bentuk komitmen Pemprov Sumsel dalam mendorong peningkatan target ekspor komoditas pertanian sebesar 300 persen. Secara nasional sebanyak 1,3 juta ton komoditas pertanian senilai 13,72 triliun di kirim 34 pintu ekspor.
Kementerian Pertanian melalui program strategis dan bersinergi dengan semua pihak terus mendorong upaya pemulihan ekonomi nasional, salah satunya program gratieks yaitu Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor sebagai tools dalam mempertahankan perekonomian nasional saat situasi pandemi Covid-19 dan pasca pandemi termasuk Sumatera Selatan.
Sumber: Tempo