DRINGU, Radar Bromo – Menjelang akhir tahun, harga bawang merah di Kabupaten Probolinggo anjlok. Cuaca hujan yang membuat hasil panen bawang merah di Probolinggo, menjadi faktor bawang rusak. Selain itu di sejumlah daerah lain, sedang panen raya bawang merah. Sehingga, bawang merah asal Probolinggo tidak dapat dikirim ke luar daerah.
Sutaman Efendi, Kepala UPT pasar bawang Dringu Kabupaten Probolinggo mengatakan, stok bawang merah di pasar bawang Dringu hanya sekitar 19 ton. Angka itu sangat sedikit dibanding stok biasanya yang sampai 29 ton. ”Stok bawang merah memang tidak banyak, tapi harga bawang merah turun,” katanya pada Jawa Pos Radar Bromo, Jumat (25/12).
Sutaman menjelaskan, harga bawang merah turun anjlok hampir separonya. Sebelumnya, harga bawang yang berukuran kecil normalnya Rp 17 ribu, saat ini menjadi 8 ribu rupiah. Harga bawang merah yang sedang normalnya berkisar Rp 20 ribu-21 ribu, ini malah turun menjadi sekitar Rp 14 ribu.
”Kalau harga bawang yang super normalnya Rp 27 ribu hingga Rp 28 ribu, sekarang hanya hanya Rp 23 ribu sampai Rp 24 ribu,” terangnya.
Turunnya harga bawang merah dikatakan Sutaman, dampak dari sejumlah daerah sedang panen raya bawang merah. Seperti, Demak Jawa Tengah, Sulawesi, Nganjuk Jawa Timur sedang panen raya. Sehingga bawang merah di Probolinggo tidak bisa dikirim ke luar daerah. ”Karena cuaca juga sering hujan, bawang merah di Probolinggo kurang bagus hasilnya. Jadi petani juga merugi,” terangnya.
Sementara itu, Mahfud salah satu petani bawang merah mengatakan, tanaman bawangnya saat ini memang terganggu dengan cuaca hujan yang kerap turun. Tidak sedikit hasil panen bawang merah rusak atau tidak bagus karena diserang hujan terus menerus. ”Kalau hasil panen tidak bagus, sebagai petani ya rugi,” ujar petani asal Dringu itu.
Sumber: Radar Bromo