SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Tanaman padi yang terendam hingga rusak akibat banjir di sebagian besar kabupaten/kota di Aceh baru-baru ini akan diganti pemerintah pusat.
Tepatnya pihak Kementerian Pertanian. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Kadistanbun) Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com, Kamis (27/1/2022).
Sehari sebelumnya, Cut Huzaimah dan rombongan berkunjung ke Pidie dan Pidie Jaya, untuk mendata tanaman padi yang terendam dan rusak diterjang banjir.
Menurutnya, di Pidie, Pidie Jaya, dan kabupaten/kota lainnya di Aceh, tanaman padi semaian yang terendam banjir dan rusak itu, umumnya sudah diganti lain dengan tanaman baru oleh masing-masing petani.
"Petani yang tanaman padinya terendam banjir pada musim tanam rendeng ini pada musim tanam gadu nanti akan dibantu bibit padi unggul yang baru dari Direktur Pembibitan Kementerian Pertanian.
“Pihak Kementan juga sudah datang ke Aceh untuk melakukan pendataan.
Kita harapkan pada minggu keempat bulan Januari ini tidak lagi turun hujan yang ekstrem atau melampui batas normal.
Dengan demikian luas areal sawah yang bisa ditanaman padi tiap wilayah dan daerah bisa mencapai target bulanannya,” ujar Cut Huzaimah.
Sebelumnya diberitakan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Kadistanbun) Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, dan rombongan berkunjung ke Pidie dan Pidie Jaya, Rabu (26/1/2022).
Kedatangannya kedua kabupaten ini untuk meninjau dan mendata tanaman padi yang terkena banjir beberapa hari lalu.
Kedatangannya itu didampingi Kepala UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Aceh, Zulpadli SP, MP, Kabid Produksi, Safrizal, Kabid Penyuluh Mukhlis.
“Di Pidie, areal sawah yang terkena genangan banjir sekitar 244 hektar dari 1.009 hektare tanaman padi yang sudah ditanam dan belum yang rusak atau puso,” kata Cut Huzaimah, Kamis (27/1/2022).
Huzaimah mengatakan tujuan pendataan itu untuk melaporkan kepada Dirjen Pertanian Tanaman Pangan dan Direktur Perbenihan.
“Data sementara luas tanaman padi yang terendam air banjir di Aceh sekitar 10.410 hektare dan rusak 3.023 hektare.
Tanaman padi yang rusak dan baru ditanam sebagian besar sudah diganti oleh petaninya, dengan tanaman bibit padi yang baru,” ujar Huzaimah.
Di Kabupaten Pidie, sebut Cut Huzaimah, tanaman padi yang terkena banjir 244 hektare dari tanaman padi yang sudah ditanam 1.009 hektare, tapi yang terancam puso belum ada.
Areal sawah yang digenangi banjir seluas 244 hektare tersebar di tujuh kecamtan, yaitu Padang Tijie 118 hektare, Pidie 10 hektare, Delima 90 hektare, Simpang Tiga 2 hektare, Glumpang Baro 1 hektare.
Kemudian Kembang Tanjong 16 hektare dan Mutiara 6 hektare.
Selanjutnya di Pidie Jaya, kata Cut Huzaimah, luas areal tanaman padi yang terendam banjir mencapai 503 hektar dari 804 hektare luas sawah yang sudah ditanami padi.
Areal sawah yang terendam banjir tersebar di lima kecamatan, yaitu Kecamatan Ulim 138 hektare, Jangka Buya 138 hektare, Banda Dua 60 hektare.
Kemudian Bandar Baru 32 hektare dan Triengadeng 91 hektare.
Dari lima kecamatan yang tanaman padinya terendam banjir, sebut Huzaimah, tiga kecamatan, tanaman padinya ada yang rusak, yaitu Kecamatan Ulim 12 hektar.
Kemudian Jangka Buya 2 hektare dan Bandar Dua 3 hektare.
"Lainnya belum ada laporan karena genangan air di wilayah itu cepat surut dan mengalir ke luas areal sawah, sehingga tanaman padinya selamat dari ancaman kerusakan dan puso," kata Cut Huzaimah.
Selain Pidie dan Pijay, lanjut Huzaimah, ada beberapa daerah lagi yang melaporkan tanaman padinya terendam banjir, yaitu Bireuen seluas 443 hektar dari 529 hektar, tanaman padi yang sudah di tanam.
Areal tanaman padi yang terkena banjir hanya di tiga kecamatan, yaitu Jeunieb 115 hektare, Pandrah 277 hektare dan Simpang Mamplam 51 hektare.
Areal tanaman padi yang rusak akibat terendam air banjir seluas 5 hektar di Kecamatan Simpang Mamplam. Lainnya selamat, karena air banjirnya cepat surut.
Tanaman padi yang terendam air banjir, kata Cut Huzaimah, ada juga yang masih dalam tahapan persemaian.
Areal yang terkena cukup lumyan luas mencapai 806 hektar dan yang rusak 131 hektar, tapi petaninya sudah mengganti dengan semaian bibit padi yang baru seluas 131 hektar.
Dari tiga kabupaten/kota yang melaporkan semaian bibit tanaman padinya yang rusak akibat terendam air banjir, areal terluasnya terjadi di Pidie Jaya mencapai 131 hektar.
Tersebar tersebar di dua kecamatan yaitu Kecamatan Bandar Dua 124 hektar danb Ulim 7 hektar.
Selain tiga daerah tersebut di atas, sebut Huzaimah, masih ada beberpa daerah lagi yang melaporkan ke Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Aceh, areal sawahnya terendam banjir pada akhir Desember 2021 dan awal Januari 2022.
Antara lain Aceh Tamiang, luas areal tanaman padi yang terendam air banjir 3.328 hektare dari 4.383 hektare yang sudah ditanami padi.
Kemudian yang rusak 838 hektare di sembilan kecamatan.
Selanjutnya Langsa. Areal tanaman padi yang terendam banjir 286 hektare, tersebar di dua kecamatan, dari 845 hektar yang sudah ditanami padi. Kerusakannya sangat sedikit hanya 6 hektar.
Aceh Besar, yang terkena banjir 18 hektare tersebar di dua kecamatan, tanaman padi yang mengelami keruskan juga sedikit hanya 11 hektar, Gayo Lues, areal tanaman padi yang terkena banjir 5 hektar, dikecamatan Rikib Gaib, belum ada kerusakan dan Aceh Tenggara yang terkena banjir 70 hektar, yang mengalami kerusakan 15,5 hektar, lainnya selamat dan masih hidup.
Di Kota Lhokseumawe juga ada semaian tanaman padi yang terendam banjir seluas 200 hektar, tapi belum mengalami kerusakan.
Aceh Utara semaian tanaman padi yang terkena banjir cukup luas mencapai 2.877 hektar, yang mengalami kerusakan 1.386 hektar. Aceh Timur semaian tanaman padi yang terkena banjir 594 hektar, yang mengalami kerusakan 276 hektar.
Aceh Tenggara tanaman semaian padi yang terendam banjir 39 hektar, anggota kelompok taninya, sudah mulai mengganti dengan semaian bibit tanaman padi baru.
Aceh Tamiang semaian tanaman padi yang terendam air banjir 130 hektare, semuanya rusak dan sudah diganti dengan semaian bibit padi yang baru.
Sumber: SERAMBINEWS