Konsumsi rempah-rempah seperti jahe, kunyit, dan temulawak dipercaya bisa meningkatkan imunitas tubuh di tengah kasus wabah #Covid19 yang sedang marak-maraknya terjadi di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Tapi bukan karena wabah #Covid19 bahasan rempah-rempah kembali muncul di permukaan, melainkan karena faktanya Indonesia dikenal sebagai negeri penghasil rempah-rempah dunia.
Selain dapat digunakan untuk meningkatkan imun tubuh, rempah-rempah tersebut juga berpotensi menjadi peluang ekspor di pasar internasional karena sangat diminati oleh negara luar meskipun harga jualnya tinggi.
Selain jahe, kunyit, dan temulawak, Indonesia mempunyai rempah-rempah lain yang populer dan dinikmati oleh pasar dunia. Apa saja rempah-rempah asal Indonesia yang paling laku di pasar dunia? Berikut beberapa diantaranya.
Kayu manis
Kayu manis biasanya digunakan untuk bahan tambahan kosmetik dan minyak wangi dengan harga jual 70 ribu per kilogramnya. Kayu manis yang memiliki harum wangi ini berasal dari Jambi, tepatnya di Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Merangin kota Sungai Penuh.
Beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor kayu manis dari Jambi adalah Amerika Serikat, Belanda, Jerman, dan Singapura. Produksi kayu manis dari daerah Jambi memasok 45 persen kebutuhan kayu manis di dunia.
Tanaman kayu manis asli Indonesia ini juga sering disebut cinnamomum. Di pasar dunia, Indonesia memiliki dua sebutan untuk kayu manis, yaitu kerinci untuk kayu manis asal Jambi dan verra untuk daerah lainnya.
Cengkeh
Cengkeh menjadi salah satu rempah yang paling populer dan mahal harganya di Eropa. Selain di Maluku, cengkeh juga bisa didapat di Jawa, kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, Papua, Riau, Sulawesi, dan DI Yogyakarta. Cengkeh memiliki harga jual berkisar 500 ribu per kilogramnya.
Kemiri
Di Indonesia daerah yang banyak menghasilkan kemiri adalah di Provinsi Nusa tenggara Timur. Harga jualnya mencapai 40 ribu per kilogram, namun jika sudah diolah menjadi minyak kemiri harganya menjadi sekitar 700 ribu per kilogram. Kemiri biasanya digunakan oleh insdustri kosmetik, kesehatan, dan juga pelembab kulit. Selain itu, minyak kemiri juga biasa ditambahkan pada produk penyubur rambut.
Kapulaga
Kapulaga termasuk rempah-rempah jenis jahe atau zingiberaceae. Banyak ditemukan di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Di Indonesia, ada dua kapulaga yang banyak digunakan yaitu kapulaga Indonesia dan kapulaga sebrang (kapulaga India).
Sebagai penghasil kapulaga terbesar di Asia, harga jual rempah ini di luar negeri mencapai 400 ribu per kilogram. Sedangkan di Indonesia hanya 45 ribu per kilogram.
Pala
Pala (Myristica fragrans) merupakan rempah asli Indonesia dari Maluku. Pala yang diproduksi di Indonesia memiliki kualitas terbaik dunia. Selain Maluku, Sulawesi Utara dan Aceh Selatan merupakan daerah penghasil pala di Indonesia. Harga jual pala yang sudah di ekspor mencapai Rp 110 ribu per kilogram.
Kegunaan pala ini sangat beragam mulai dari bumbu penyedap kue, minuman penyegar, dibuat manisan hingga dijadikan sebagai bahan pengawet.
Saffron
Saffron atau dikenal pula dengan nama kuma-kuma adalah rempah-rempah yang berasal dari bunga Crocus sativus. Selain sebagai bumbu masakan dan pengobatan tradisional, saffron juga digunakan sebagai bahan pewarna yang menjadikan sebagai rempah-rempah yang paling banyak dicari di dunia.
Vanili
Vanili atau vanila ternyata juga ada di Indonesia dan juga menjadi salah satu rempah yang sering di ekpor keluar negeri. Vanili bahkan menjadi komoditi rempah termahal kedua di dunia. Harganya mencapai Rp 650 ribu perkilogramnya bahkan lebih jika kualitasnya bagus. Sayangnya petani vanili di Indonesia masih belum terlalu mengerti bagaimana mengelola tanaman ini, sehingga harga dan kualitas dari vanili Indonesia kadang tidak bagus.
Mengingat keberadaan rempah sangat penting, pemerintah sebaiknya segera bertindak mendukung para petani dalam pembudidayaan rempah-rempah. Mari menjadikan rempah Indonesia sebagai rempah terbaik dan primadona di mata bangsa Eropa.
Sumber : 8Villages