LEBAK – Para petani di Kabupaten Lebak, Banten, kembali menanam padi, hortikultura dan palawija setelah dilanda kemarau hingga tujuh bulan lalu.
“Kami sejak sepekan terakhir melakukan gerakan tanam padi sawah, menyusul curah hujan di daerah itu cenderung meningkat,” kata Samian (52), petani di Blok Cibungur, Desa Rangkasbitung Timur, Kabupaten Lebak, Minggu (16/2/2020).
Petani di sini secara serentak melakukan gerakan penanaman padi sawah, karena jaringan irigasi Cijoro Bendungan teraliri air usai kemarau panjang tersebut.
Petani mulai menggarap lahan sawah sehubungan persediaan pasokan air terpenuhi.
Selain itu, petani melakukan penanaman hortikultura jenis sayur-sayuran dan tanaman palawija, seperti jagung dan kacang tanah.
Mereka petani di Kabupaten Lebak sudah menjadikan budaya jika curah hujan tinggi, dimanfaatkan dengan gerakan penanaman pertanian.
“Kami menggarap lahan seluas satu hektare dan dipastikan dua hari ke depan sudah ditanami benih padi Ciherang,” katanya.
Menurut dia, aktivitas petani di sini meningkat jika musim hujan, karena pasokan air dari jaringan irigasi jika musim kemarau tidak berfungsi.
Mereka menggarap tanaman padi hanya pada musim hujan saja, sebab bila musim kemarau dibiarkan.
Kebanyakan petani di sini kategori sawah tadah hujan, akibat kerusakan jaringan irigasi, sehingga bila musim kemarau tentu nasib mereka menganggur.
Sebagian besar para petani di Blok Cibungur tengah melakukan bajak sawah dengan menggunakan traktor.
Penggunaan traktor lebih murah, cepat dan dapat menekan biaya produksi dibandingkan tenaga manual atau bajak ternak kerbau.
“Kami menggunakan traktor hanya empat hari sudah bisa ditanami seluas satu hektare itu,” katanya.
Misnan (70), seorang petani warga Desa Cikatapis, Kabupaten Lebak, mengaku dirinya kini kembali melaksanakan gerakan tanam sehubungan curah hujan meningkat.
“Kami sudah tiga hari terakhir bersama petani lainnya menggarap pertanian padi sawah,” katanya.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Tambakbaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Ruhyana, mengatakan umumnya petani saat curah hujan tinggi dipastikan aktivitas mereka meningkat dibandingkan kemarau.
“Kami dan petani lainnya hanya mengandalkan tanam pada musim hujan, karena lokasinya sawah tadah hujan,” katanya.
Plh Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Ade, mengintruksikan kepada petugas Unit Pelaksana Teknis (UPT) di 28 kecamatan, Petugas Organik Pengganggu Tanaman (POPT) dan kelompok tani segera melakukan tanam padi sehubungan memasuki musim hujan.
“Kami menargetkan musim tanam Februari 2020 seluas 45.000 hektare,” katanya.
Sumber: Cendana News