Jakarta: Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menaruh harapan masa depan pertanian di tangan generasi milenial.
Saat ini, banyak petani milenial yang telah menjadi pengusaha dalam sektor pertanian. Salah satunya, Bahtiar. Pemuda asal Pinrang ini memulai bisnis di bidang pertanian setelah mengikuti Program Magang Jepang yang difasilitasi oleh Kementerian Pertanian pada 2012.
Sekembalinya dari Jepang, Bahtiar memulai usaha di bidang pertanian dengan komoditas padi, jagung, dan beternak sapi. Bahtiar juga mendirikan Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Alam Indah.
Awal kesuksesan Bahtiar dimulai ketika kelompok tani (poktan) tempat dia bernaung mendapat bantuan alat panen padi (combine harvester).
"Alhamdulillah, alat ini dikelola secara profesional bersama anggota kelompok tani lainnya. Karena prospeknya yang bagus, maka saya memberanikan diri untuk membeli satu unit combine harvester yang besar. Dari hasil keuntungan combine, digunakan kembali untuk menambah armada satu unit combine harvester, sehingga saat ini memiliki tiga armada, satu unit milik kelompok, dan dua unit milik pribadi,” kata Bahtiar.
Dari tiga unit Combine yang beroperasi saat ini, Bahtiar telah mempekerjakan 21 karyawan. "Satu unit combine harvester rata-rata menghasilkan 45 juta per bulan dengan keuntungan bersih Rp30 juta per unit," ucap Bahtiar.
Lebih lanjut diutarakan Bahtiar, rata-rata combine harvester miliknya beroperasi normal selama tujuh bulan dalam setahun. Termasuk dua unit combine harvester yang dimilikinya secara pribadi selalu beroperasi full time dari satu daerah ke daerah lainnya yang sedang panen.
“Satu hal yang patut kita syukuri adalah panen hampir sepanjang tahun di Sulsel, sehingga alat bisa beroperasi secara maksimal, apalagi pada masa Covid-19 ini, pertanian sangat terbantu dengan adanya alat mesin pertanian," tutur Bahtiar.
Tidak hanya itu, Bahtiar juga melebarkan sayap bisnisnya dengan membangun peternakan ayam petelur. "Alhamdulillah, sudah mulai berproduksi. Pada awalnya membeli bibit muda sebanyak 2 ribu ekor dengan harga Rp57 ribu per ekor. Kandang ini dikelola oleh dua orang karyawan," kata Bahtiar.
Ia berharap semoga semakin banyak generasi muda yang terjun ke bidang pertanian. "Pertanian itu sangat menjanjikan, dan ke depan, siapa yang menguasai pertanian, maka dialah yang akan menguasai dunia," ujarnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi mengatakan keberadaan para petani milenial sangat diperlukan untuk menjadi pelopor sekaligus membuat jejaring usaha pertanian.
“Mereka diharapkan mampu menarik minat generasi milenial menekuni usaha di bidang pertanian. Apalagi, sudah banyak petani milenial yang kini telah menjadi pengusaha sektor pertanian dan mengembangkan usahanya dari hulu hingga hilir," ucap Dedi.
Sumber : Medcom.id