REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mengemukakan pertanian dan perkebunan masih menjadi salah satu sektor unggulan daerah untuk meningkatkan perekonomian.
"Sektor ini sangat membatu untuk mencapai pertumbuhan ekonomi daerah yang positif," kata Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura.
Untuk mendukung ketahanan sektor tersebut, maka Pemerintah Daerah (Pemda) setempat melakukan intervensi kepada sejumlah komoditas unggulan baik sub sektor tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan.
Yang mana, bentuk intervensi tersebut yakni optimalisasi penyediaan bibit unggul, pupuk serta teknologi pertanian yang tepat agar tingkat produksi petani semakin tumbuh pesat.
"Mengingat lahan pertanian di Sulawesi Tengah cukup besar, maka kami juga mengupayakan membangun jaringan infrastruktur yang terkoneksi dari pelabuhan ke kantong-kantong produksi untuk mendukung proses hilirisasi termasuk metode pemasaran yang baik, agar hasil produksi petani cepat terserap pasar," ujar Rusdy.
Di Sulawesi Tengah, katanya, sejumlah komoditas unggulan perkebunan dan hortikultura telah menembus pasar ekspor diantaranya kemiri, kelapa, bawang merah termasuk kakao biji yang baru diekspor pada Jumat (27/8) sebanyak 800 dengan nilai Rp 22,5 miliar ke negara tujuan Malaysia.
Pada proses hilirisasi pertanian, Pemprov Sulawesi Tengah membuka diri bagi investor yang ingin berinvestasi di provinsi itu dalam rangka peningkatan produksi komoditas pertanian.
"Sektor pertanian juga butuh investor dalam memasarkan produksi ke pasar regional, nasional maupun pasar ekspor," ucap Rusdy.
Gubernur mengemukakan, peningkatan kapasitas pertanian di Sulawesi Tengah tidak hanya didukung dengan optimalisasi sarana produksi, tetapi petani juga diintervensi dengan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian.
Yang mana, penyaluran KUR pertanian pada komoditas jagung di daerah itu sejak Januari-Agustus 2021 mencapai Rp 36,05 miliar yang disalurkan kepada 1.662 debitur.
"Tiga daerah tertinggi penyerapan KUR di Sulawesi Tengah yakni Kabupaten Buol senilai Rp 16,1 miliar, Kabupaten Parigi Moutong Rp 4,01 miliar dan Kabupaten Banggai Rp 3,06 miliar," demikian Rusdy.
Sumber: REPUBLIKA