Suara.com - Pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS di kawasan ekonomi khusus Sei Mangkei, Simalungun, Sumatera Utara diproyeksikan mampu memproduksi energi listrik hingga 1,6 GWh per tahun.
Tidak hanya itu, CEO PT Pertamina New Renewable Energy (NRE), Dannif Danusaputro menyebut, PLTS itu juga berpotensi menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 1.300 ton per tahun setara dengan penyerapan karbon dioksida 59.000 pohon dewasa.
“Transisi menuju energi bersih yang kami lakukan sejalan dengan konsep green economic zone KEK Sei Mangkei," kata dia.
Untuk informasi, PTPN III hingga saat ini masih merupakan pengelola dari KEK Sei Mangkei. Kawasan itu sendiri merupakan kawasan ekonomi khusus pertama di Indonesia yang memiliki konsep zona ekonomi hijau yang mengutamakan pengembangan energi terbarukan, termasuk penggunaan energi untuk pembangkit listrik.
Secara tradisional, kawasan industri merupakan penghasil emisi gas rumah kaca dalam jumlah besar. Namun, konsep zona ekonomi hijau membuat kegiatan industri di KEK Sei Mangkei dapat lebih ramah lingkungan.
Belakangan ini, Pertamina makin agresif dalam melakukan transisi energi sesuai rencana jangka panjangnya guna meencapai praktek environment, social, and governance (ESG).
Selain itu, Pertamina juga memahami aspek kepedulian bersama masyarakat global untuk menghambat laju perubahan iklim dan mendukung upaya pemerintah mencapai penurunan emisi gas rumah kaca sebesar pada tahun 2030.
Terlepas dari faktor itu, perseroan juga menargetkan sebesar 17 persen energi bersih dalam portofolio bisnisnya pada 2030.
Saat ini, PLTS berkapasitas 2,0 MW tersebut bukan satu-satunya pembangkit listrik energi terbarukan di KEK Sei Mangkei.
Namun, awal tahun 2020 silam, Pertamina NRE bersama PTPN III telah merampungkan proyek pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) berkapasitas 2,4 MW.
Energi biogas yang digunakan berasal dari palm oil mill effluent (POME) atau limbah cair kelapa sawit. Pemanfaatan kedua pembangkit energi baru terbarukan tersebut berpotensi menurunkan emisi karbon sebanyak 71.300 ton per tahun.
“KEK Sei Mangkei merupakan kawasan industri yang didesain khusus dengan konsep green economic zone, sehingga penggunaan energi bersih menjadi prioritas utama dalam pengembangan ke depannya," kata Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani.
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa komitmen penggunaan energi bersih direalisasikan melalui pengembangan sumber-sumber listrik berbasis energi baru terbarukan, antara lain pengembangan pembangkit listrik tenaga biomassa, biogas, dan surya.
Berbagai upaya itu sejalan dengan target pemerintah dalam mencapai bauran energi sebesar 23 persen pada 2025 mendatang.
Sumber: Suara