JOMBANG – Sejumlah petani jagung di Dusun Balongbiru, Desa Balongbesuk, Kecamatan Diwek mengeluhkan serangan penyakit busuk batang. Akibat serangan, hasil panen petani anjlok.
M Budi petani di Desa balongbesuk menerangkan, penyakit busuk batang yang diakibatkan jamur sudah menyerang tanaman jagung di wilayahnya sejak tanaman jagung mencapai umur sekitar dua bulan. ”Tahu-tahu batang jagung mengering, saya cek batangnya membusuk,” terangnya, Jumat (5/11).
Tak hanya batang, akibat serangan penyakit ini, buah jagung yang sudah mendekati masa panen juga rusak. ”Buahnya juga rusak,” bebernya.
Ditanya penyebab serangan penyakit, Budi mengaku tak tahu persis. ”Kurang tahu, bisa jadi karena cuaca juga,” bebernya.
Sejumlah upaya pengendalian yang dilakukan belum membuahkan hasil maksimal. Beruntung, serangan penyakit ini tidak cepat meluas. sehingga tidak sampai gagal panen. ”Yang kena hanya per spot,” bebernya.
Akibat sebagian tanaman rusak, juga berdampak pada merosotnya hasil panen. Dari luasan tanaman jagung mencapai.4.200 meter persegi, ditaksir hasil panen ajlok. ”Mungkin nanti dapat 2,5 ton. Kalau normal bisa 4 ton,” ujarnya.
Beruntung, harga jual jagung sedang tinggi, sehingga meminimalisir tingkat kerugian. ”Kalau tidak salah kemarin dari sawah itu Rp 4.400 per kilo, kalau kering masih Rp 5.000 perkilo,” imbuhnya.
Terpisah, Yuwono Mujiarto Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Diwek tak menampik sebagian tanaman jagung tumbuh tak normal. Namun, dirasa masih wajar. ”Untuk batang busuk memang ada. Cuma wajar, yang kena hanya di beberapa saja,” kata Yuwono dikonfirmasi.
Yuwono menambahkan, penyakit busuk batang disebabkan jamur. ”Itu dari jamur, penyebabnya itu bisa jadi pertama faktor pengairan atau sanitasi pengairannya. Kedua, karena kondisi lembab,” imbuh dia.
Akibatnya lanjut Yuwono membuat bonggol jagung juga ikut tak tumbuh normal. ”Awalnya normal, namun ketika terlalu lama itu berubah kuning. Akhirnya tongkol jagungnya busuk,” sambung Yuwono.
Sumber: Radar Jombang