Blog •  06/05/2021

Penuhi Kebutuhan Pakan Ternak, Pakar: Tingkatkan Kualitas Hasil Panen Jagung RI

Something went wrong. Please try again later...

MATA INDONESIA, JAKARTA - Pakar sektor pertanian Prof Budi Tangendjaja mengatakan perlu adanya peningkatan kualitas hasil panen jagung pipil dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak yang sesuai dengan standar sekaligus menekan harga jagung yang melambung tinggi.

Menurutnya, hasil panen jagung pipil di Indonesia saat ini memiliki kadar air yang cukup tinggi yaitu 16 hingga 17 persen sementara standar kadar air yang baik di angka 14-15 persen.

Kadar air yang tinggi memungkinkan jamur untuk tumbuh pada jagung sehingga akan berpengaruh pada pakan ternak dan tidak dapat dipakai.

Selain itu, Budi menyebut hasil jagung pipil di Indonesia hingga mencapai kadar air 16-17 persen membutuhkan proses dan waktu yang cukup lama. Beberapa hal tersebut menjadikan harga jagung pipil melambung.

Ia mengatakan petani di Indonesia masih ada yang memanen jagung dalam kondisi masih muda yang memiliki kandungan air 35 hingga 40 persen untuk kebutuhan jagung pipil.

Sebagian, memanen jagung yang dibiarkan mengering di tanaman dengan membuka kelobotnya yang memungkinkan kadar air turun menjadi 33 persen.

Setelahnya, proses penjemuran jagung dan pemipilan jagung menurunkan kadar air hingga 22 persen. Selanjutnya pipilan jagung kembali dijemur untuk mendapatkan kadar air 16 hingga 17 persen.

“Persoalannya bagaimana menurunkan kadar air secepatnya untuk mempertahankan jagung supaya jangan sampai jamuran, dengan kadar air 14-15 persen. Di Indonesia ini butuh waktu,” kata dia.

Selain itu, kendala lain kualitas jagung di Indonesia disebabkan curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan kadar air yang tinggi, pertumbuhan jamur yang tinggi, dan berpengaruh pada kualitas pakan ternak.

Menurut Budi, perlu ada edukasi kepada petani jagung di Indonesia untuk melakukan pertanian yang baik dan benar guna meningkatkan kualitas hasil panen. Pemerintah juga diharapkan dapat memberikan benih jagung yang lebih tahan terhadap hama dan penyakit.

“Di Indonesia harus diubah pola tanam jagungnya bagaimana supaya saat panen jagung sudah tua, sudah kering sehingga kita tidak merusak tanaman jagung. Jangan sampai kadar air di atas 30 persen,” katanya.

Sumber: Minews.id