Corteva Agriscience menawarkan tiga produk herbisida untuk mengendalikan gulma yaitu Garlon 670EC, Gallant 108 EC, dan Starane 480 EC. Ketiga produk ini mengikuti standar ISPO dan RSPO.
“Berbicara solusi gulma pengganggu tanaman sawit, produk Corteva sangat lengkap. Herbisida kami selektif sesuai sasaran,” ujar Nelson Sihombing, District Demand Manager Corteva Agriscience .
Corteva Agriscience adalah divisi pertanian yang berdiri pasca merger Dow Agroscience, DuPont Crop Protection, dan Dupont Pioneer. Bergabungnya tiga perusahaan ini menjadikan fokus perusahaan kepada bidang pertanian untuk mendukung solusi produk, perlindungan tanaman, benih hibrida, dan lainnya.
Corteva mempunyai tiga produk utama pengendali gulma antara lain Garlon 670EC, Gallant 108 EC, dan Starane 480 EC. Seluruh produk ini sangat bermanfaat bagi pengendalian gulma. Nelson menyebutkan kehadiran gulma sangat berbahaya bagi perkebunan sawit karena dapat menekan produksi buah sawit mulai 30%-40%. Terutama gulma yang berada di piringan sawit lantaran dapat mengganggu efektifitas penyerapan unsur hara pupuk oleh akar tanaman. Biasanya, gulma berkayu ini muncul alami.
Produk Garlon terdiri dua jenis yaitu Garlon 670EC dan Garlon Mix 333/17 EW. Nelson mengatakan Garlon 670 EC dapat mengendalikan gulma daun lebar dan berkayu untuk tanaman sawit dan karet. Berdasarkan data perusahaan, ada lima alasan menggunakan produk Garlon 670 EC. Pertama, produk ini berbahan aktif triklopir tertinggi yang bekerja sistemik. Berdasarkan SK Menteri Pertanian No.1991/Kpts/SR.140/4/2019 bahwa Garlon 670 EC merupakan produk berbahan aktif trikoplir tertinggi dibandingkan produk herbisida lain di pasaran.
Kedua, biaya aplikasi per hektare lebih murah dari produk berbahan aktif triklopir lainnya. Karena, bahan aktifnya lebih tinggi sehingga dosis aplikasi lebih sedikit. Ketiga, aplikasi Garlon 670 EC di tanaman sawit tidak mengakibatkan efek partenokarpi (pembentukan buah tanpa melalui proses fertilisasi). Keempat, Garlon 670 EC dapat diaplikasikan “spray on crop” sesuai dosis aplikasinya untuk mengendalikan gulma daun lebar dan berkayu yang merambat di tanaman sawit.
Kelima, Corteva juga memberikan jaminan kualitas dan layanan purna jual kepada konsumen. Untuk itu, dilakukan pendampingan dan pelatihan kepada pengguna setia produk Garlon 670 EC.
Nelson menjelaskan bahwa bahan aktif trikoplir mengikuti standar sawit berkelanjutan seperti RSPO dan ISPO. Indikator ini dapat dilihat dari label berwarna hijau. Label ini menandakan produk telah ramah lingkungan.
“Bahan aktif ini aman karena telah melewati proses seleksi dan sangat ramah lingkungan. Di Indonesia, produk (Garlon) sudah beredar selama 30 tahun lamanya,” jelas Nelson.
Sementara itu, produk Garlon Mix 333/17EW berupaya menjawab kebutuhan pasar. Menurut Nelson, di dalam Garlon Mix terdapat campuran bahan aktif lainnya yaitu aminopiralid. Formula Produk ini baru diperkenalkan sekitar 3-4 tahun lalu. Garlon Mix 333/17EW dapat diformulasikan dalam bentuk emulsi minyak dalam air (EW). Dengan adanya kombinasi bahan aktif trikoplir dan aminipiralid ini, produk ini dapat mengendalikan berbagai macam gulma dan aman bagi tanaman sawit.
Garlon Mix 333/17EW ini bersifat long residual control sehingga mampu bertahan 4-5 bulan pasca aplikasi. Yang menarik, kemampuan produk ini sangat efektif mengatasi gulma bandel seperti Clidemia Hirta, Tetracera sp, Melastoma Malabatricum, dan Lantana Camara. Cara kerja bahan aktif ini sangat selektif dengan efek minimal pada pakisan dan rumputan. Alhasil, dapat digunakan di kebun yang mempunyai program konservasi Nephrolepis sp. Selain itu, formulasi baru ini juga mempunyai bahan solvent organik ramah lingkungan, tidak berbau, dan tidak mudah menguap.
Corteva juga menawarkan Gallant 108 EC yang mengandung bahan aktif Haloksifop. Bahan aktif ini belum pernah digunakan dalam budidaya sawit sehingga menjadi solusi alternatif mengendalikan gulma berdaun sempit yang resisten terhadap glifosat. Kemampuannya bekerja secara sistemik purna tumbuh dengan formulasi mudah diserap gulma serta ramah lingkungan.
Nelson menuturkan Gallant 108 EC sangatlah cocok dipakai untuk kegiatan pembibitan. Bahan aktifnya sangat selektif. Gulma bisa mati tetapi tanaman sawit tetap aman. Lalu bagaimana Gallant 108 EC bekerja? Bahan aktif produk ini diserap masuk oleh gulma melalui daun dan ditranslokasikan melalui jaringan phloem. Di dalam tubuh gulma, Gallant 108 EC bekerja menghambat kerja enzim pembentuk asam lemak yang menjadi komponen untuk memproduksi lipida dan bagian vital sel membran serta pertumbuhan tanaman.
“Walaupun cocok di pembibitan, tanaman bisa diaplikasikan kepada TM (red-Tanaman Menghasilkan) dan TBM (red-belum menghasilkan). Saat aplikasi, pengguna disarankan berhati-hati dan tidak sembarangan menyemprot langsung ke sawit. Walaupun, bahan aktif produk ini dipastikan aman untuk tanaman,” jelasnya.
Sementara itu, Starane 480 EC merupakan herbisida sistemik purna tumbuh berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan, berwarna coklat tua untuk mengendalikan gulma di pertanaman kelapa sawit (TM dan TBM) serta karet (TM).
Sumber: Sawit Indonesia