TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Dinas Pertanian dan Peternakan (Disternak) Kabupaten Karo, membuat suatu inovasi di bidang pertanian. Kali ini, inovasi tersebut ialah pembudidayaan tanaman kentang yang dibuat dengan teknik tanam bertingkat.
Berdasarkan penjelasan dari Kepala Disternak Kabupaten Karo Ir Matehsa K Purba, tanaman kentang bertingkat ini diklaim mampu meningkatkan hasil panen 50 persen. Sehingga, dari teknik menanam kentang biasanya dengan konsep kentang bertingkat ini dapat membuahkan panen dua kali lipat.
"Jadi dibanding dengan teknik tanam konvensional, ini bisa menghasilkan dua kali lipat," ujar Matehsa, Rabu (3/11/2021).
Untuk mengembangkan tanaman kentang bertingkat ini, Disternak Kabupaten Karo menggunakan bibit jenis granola kultur jaringan. Sistem penanamannya, dijelaskan Matehsa jika dari satu tanaman kentang tersebut memiliki dua umbi di mana antar umbi dipisahkan dengan menggunakan mulsa plastik atau plastik seperti bahan polybag yang biasa dihuni untuk menutup lahan tani.
Proses menanam kentang bertingkat ini, dijelaskan Matehsa awalnya dibuat bedeng seperti biasa setinggi kurang lebih 10 cm hingga 15 cm. Kemudian, bedengan tersebut ditutup menggunakan mulsa plastik untuk titik penanaman dan sebagai pemisah antara umbi satu dengan lainnya.
"Setelah bedengannya siap, kemudian kita tanam bibit kentangnya. Selanjutnya setelah 10 hingga 15 hari, kemudian di atas mulsa dibunbun atau ditimpa lagi menggunakan tanah," ucapnya.
Setelah masa tanam selama 20 hari, dilanjutkan dengan proses pemberian pupuk. Selanjutnya, di masa tanam 45 hari kembali dilakukan proses bunbun hingga tanaman mencapai tinggi maksimal 40 hingga 45 cm.
"Setelah masa tanam tiga hingga empat bulan, buah kentang ini siap untuk dipanen," ungkapnya.
Dijelaskan Matehsa, pemilihan bibit kentang granola kultur jaringan ini dikarenakan harga di pasaran bibit ini cukup terjangkau. Selain itu, jenis bibit ini dianggap pas untuk dikembangkan di lahan yang ada di Kabupaten Karo.
Namun begitu, untuk proses pengembangan dari tanaman kentang bertingkat ini penanganannya harus lebih teliti dibandingkan dengan jenis kentang biasanya. Untuk kentang bertingkat, salah satu hal yang wajib diperhatikan ialah proses pemberian pupuk yang harus dilakukan sebanyak empat kali dan menggunakan teknik kocor.
Dengan pengembangan teknik kentang bertingkat ini, diharapkan nantinya Kabupaten Karo bisa menjadi penghasil benih yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Dari 100 persen hasil kentang bertingkat ini, 70 persen nantinya akan dijadikan bibit baru sedangkan 30 persen disuplai ke pasar.
"Kita berharap Kabupaten Karo bisa mandiri benih," katanya.
Diketahui, inovasi kentang bertingkat ini juga telah dibawa ke dalam perlombaan inovasi pertanian antar provinsi Sumatera Utara. Dan berkat inovasi ini, Pemkab Karo melalui Disternak Kabupaten Karo berhasil mendapatkan juara kedua.
Sumber: TRIBUN-MEDAN