POS KUPANG.COM| ATAMBUA---Pemerintah Kabupaten Belu siap melaksanakan dan menyukseskan program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) yang diluncurkan Pemerintah Provinsi di masa kepemimpinan Gubernur NTT, Vicktor Bungtilu Laiskodat.
Untuk menyukseskan program inovasi ini, Pemkab Belu telah menyiapkan 220 hektare lahan yang dikembangkan oleh kelompok tani (Poktan) sebanyak 37 poktan.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Belu, Gerardus Mbulu melalui Kabid Tanaman Pangan, Petrus Bone kepada wartawan, Senin (28/7/2020).
Menurut Petrus, Pemerintah Kabupaten Belu menyiapkan lahan pertanian seluas 220 hektare untuk melaksanakan program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS).
Lahan pertanian itu tersebar di delapan kecamatan, dengan kriteria daerah yang memiliki ketersedian air cukup. Kelompok tani yang melaksanakan program ini sebanyak 37 poktan. Mereka menanam jagung lalu diolah menjadi pakan ternak sapi.
Petrus merincikan, di Kecamatan Tasifeto Timur tersedia lahan seluas 75 hektare yang dikembangkan 8 poktan, Kakuluk Mesak seluas 13 hektare oleh 5 poktan, Lamaknen seluas 8 hektare oleh 4 Poktan, Raihat seluas 81 hektare oleh 8 poktan, Lasiolat seluas 10 hektare oleh 2 Poktan, Raimanuk seluas 15 hektare oleh 2 Poktan, Tasifeto Barat seluas 17 hektare oleh 7 poktan, serta Atambua Selatan seluas 1 hektare oleh 1 poktan.
Terkait progres pelaksanaan program TJPS ini, lanjut Petrus, Pemkab Belu sudah merealisasikan penanaman bibit jagung seluas 27 hektare. Benih jagung merupakan bantun dari Pemprov NTT sebanyak 500 kilogram. Dinas telah menyalurkankan sebanyak 300 kilogram kepada kelompok tani dan memastikan benih jagung telah ditanam.
Beberapa lokasi TJPS yang telah berjalan oleh para kelompok tani diantaranya lokasi Haliwen (Kakuluk Mesak) tepatnya di sekitar bendungan haekrit pada lahan seluas 1 hektere, serta pada lahan pertanian di Haekesak (Raihat) seluas 4 hektare.
Petrus mengatakan, untuk menyukseskan program ini, pemerintah terus memantau, mengawas dan memotivasi anggota kelompok tani agar serius dan tekun melaksanakan program tersebut. Kemudian, mendampingi kelompok petani agar tanaman jagung bisa bertumbuh dengan subur.
"Kami harus memastikan benih jagung yang kami sebarkan pada lahan milik poktan harus ditanam karena saat penanaman bibit jagung akan dipantau langsung oleh Kementerian dengan sistem on camera. Kami pastikan agar jagug yang ditanam itu dapat bertumbuh dengan baik," ungkap Peter.
Sebelumnya, Bupati Belu Willybrodus Lay kepada wartawan mengatakan, ia mendukung dan siap menyukseskan program TJPS yang diluncurkan Gubernur NTT. Jauh sebelum program ini muncul, Pemkab Belu sudah mendorong kelompok masyarakat untuk meningkatkan ketrampilan dalam berternak seperti menyiapkan pakan ternak dengan metode silase.
Metode silase ini sudah dilakukan ujicoba oleh beberapa kelompok tani di Belu, satu diantaranya Kelompok Tani Hidup Baru di Desa Aitoun, Kecamatan Raihat. Mereka membuat silase dari tanaman jagung berumur
70 hari.
Pembuatan silase yang dilakukan poktan Hidup Baru ini sejalan dengan program Gubernur NTT yakni, tanam jagung panen sapi.
Bupati Willy Lay memberikan dukungan penuh buat anggota kelompok yang terus berinovasi dalam pembuatan pakan ternak. Pemerintah melalui dinas teknis akan terus mendampingi anggota kelompok dalam melakukan pembuatan silase.
Pemerintah mengharapkan, masyarakat atau anggota kelompok terus menambah luas lahan pakan ternak agar persedian pakan yang diawetkan menjadi lebih banyak sehingga peternak tidak kesulitan mencari pakan ternak di musim kemarau.
Untuk diketahui, Kelompok Tani Hidup Baru melakukan inovasi dalam hal penyedian pakan ternak dengan teknologi pengawetan atau silase. Ujicoba pertama pembuatan silase sebanyak 3,7 ton dari tanaman jagung yang berumur 70 hari.
Pohon jagung dipotong kecil-kecil menggunakan mesin pencacah lalu dibungkus dengan plastik khusus dan disimpan di lubang dalam tanah.
Sumber: POS KUPANG