TRIBUNBANTAENG.COM, BANTAENG - Petani di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan mengeluhkan kurangnya pasokan air saat memasuki musim kemarau.
Akibatnya, berdampak pada hasil panen yang sangat menurun seperti saat ini.
"Kurang sekali hasil panen padi sekarang karena kurang air toh saat musim kemarau jadi sangat jauh dari hasil panen sebelumnya," kata petani di Bantaeng, Hamsyah kepada TribunBantaeng.com, Kamis (10/9/2020).
Menurutnya, hasil panen padi ketika pasokan air normal dapat menghasilkan gabah padi hingga 100 kaleng yang berisi sekitar 21 liter per kaleng.
Memasuki musim kemarau, hasil panen sangat menurun.
Bahkan, perbandingan hasil panen ketika normal tidak sampai 50 persen dengan bibit yang sama sebanyak 2 kilogram.
"Kalau biasnya bisa sampai 100 kaleng tapi ini seperduanya saja tidak cukup. Bibit yang ditanam 2 kilogram," jelasnya.
Ditambah lagi saat ini terjadi kelangkaan pupuk, sehingga mereka terpaksa membeli diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) per zak.
Selain itu, biaya lebih banyak keluar karena banyak ulat yang menyerang padi. Sehingga modal juga lebih banyak yang dikeluarkan.
"Sekarang juga pupuk susah didapat, jadi terpaksa kita beli pupuk lebih Rp 100 ribu per zak, baru hasil panen kurang, belum lagi banyak ulat jadi lebih banyak modal yang keluar," tuturnya.
Ia berharap ada langkah yang dapat dilakukan pemerintah Bantaeng untuk mengatasi ketika musim kemarau tiba agar pasokan air tetap bisa tersedia.
Sumber: TRIBUNBANTAENG