TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul menyebut panen padi pada 2020 mengalami peningkatan cukup signifikan.
Kepala DPP Gunungkidul Bambang Wisnu Broto menyampaikan panen padi pada tahun ini mencapai 291.771 ton.
"Ada kenaikan sebesar 34.352 ton, karena pada 2019 lalu hasil panenya mencapai 257.419 ton," kata Bambang pada Selasa (08/12/2020).
Menurutnya, ada beberapa faktor yang membuat hasil panen lebih meningkat tahun ini. Pertama adalah kondisi cuaca di mana kemarau tahun ini lebih pendek dibanding sebelumnya.
Bambang juga mengatakan serangan hama kali ini lebih bisa dikendalikan. Hal itu pun bisa terlihat dari luas cakupan lahan padi yang dipanen tahun ini, jika dibandingkan dengan tahun lalu.
"Tahun lalu luas panen mencapai 52.367 hektare, sekarang 54.949 hektare. Itu sudah termasuk panen di lahan kering," ungkapnya.
Berkaca dari hasil tersebut, DPP Gunungkidul menaikkan target luasan lahan tanaman pangan untuk musim tanam 2020/2021. Jenis tanaman pangannya pun turut ditambah.
Pada musim tanam ini padi akan ditanam di lahan seluas 58 638 hektare. Selanjutnya jagung 52.592 hektare, kedelai 3.120 hektare, dan ubi kayu seluas 6.288 hektare.
"Jagung, kedelai, dan ubi kayu baru mendapat hasilnya tahun ini. Kalau 2019 lalu belum ada," jelas Bambang.
Kabid Tanaman Pangan DPP Gunungkidul Raharjo Yuwono mengatakan pendampingan terus dilakukan pada petani. Tujuannya untuk meminimalisir resiko kegagalan panen.
DPP Gunungkidul beberapa waktu lalu juga sudah mengedarkan imbauan tentang potensi dampak La Nina. Begitu juga soal pengendalian hama selama musim tanam ini.
"Penyuluhan kami lakukan pada seluruh kelompok tani (Poktan) melalui petugas di lapangan," kata Raharjo.
Sumber: TRIBUNJOGJA