KLATEN, suaramerdeka-solo.com – Terjangan pandemi covid-19 hingga Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dan PPKM Level 4, ternyata tak berdampak pada produksi padi di Kabupaten Klaten.
Bahkan, hasil panen masih menunjukkan adanya suplus produksi padi.
"Insya Allah kalau petaninya semua sehat, pasti mereka terus menanam padi sehingga produksi padi Klaten tidak akan terpengaruh dengan adanya PPKM, bahkan masih surplus," kata Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Ir Widiyanto MSi.
Banyaknya kasus positif covid-19 di Klaten nyatanya tak mempengaruhi posisi Klaten sebagai daerah penyangga pangan di Jawa Tengah. Hasil panen yang terjadi selama masa pandemi pun masih bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Klaten.
"Panen pada bulan Juli ini saja, seluas 10.200 hektar. Itu hasilnya bisa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Klaten selama 3 bulan ke depan. Jumlah itu, belum termasuk stok pangan yang sudah tersedia, jadi dipastikan stok beras Klaten aman," tegas Widiyanti.
Soal produksi beras tidak perlu dikhawatirkan, namun yang perlu dikhawatirkan adalah serangan organisme penganggu tanaman (OPT). Untuk mencegah serangan OPT agar tidak menimbulkan kerusakan yang luas, telah dilakukan pengawasan.
"Kalau produksinya aman, yang perlu dikhawatirkan adalah serangan OPT. Alhamdulillah, dari hasil pengamatan yang dilakukan, OPT tidak terlalu banyak. Makanya, harus dikawal betul dari awal agar serangan OPT seperti yang terjadi tahun 2010-2011 tidak terulang lagi," ujar dia.
Selain itu, Klaten juga sedang mengembangkan padi rojolele jenis Srinar dan Srinuk untuk mengembalikan kejayaan beras rojolele khas Klaten. Namun, hal itu tidak menyurutkan upaya pengembangan padi jenis lainnya.
Sumber: suaramerdeka-solo