Harianjogja.com, KULONPROGO -- Para petani di Kelurahan Wijimulyo, Kapanewon Nanggulan berhasil memanen padi lokal menor. Kesuksesan tersebut membuat Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo optimistis varietas padi ini bisa semakin berkembang dan membawa keuntungan besar bagi Kulonprogo.
Kepala Distanpangan Kulonprogo, Aris Nugraha mengatakan varietas padi menor memiliki kualitas yang baik. Butiran berasnya besar serta pulen, enak dan wangi. Adapun varietas padi telah dikembangkan oleh Kelompok Tani Margo Rukun di Bulak Sawah Cepitan, Wijimulyo, Nanggulan pada musim tanam (MT) I.
Belum lama ini padi tersebut berhasil dipanen dengan hasil yang menurutnya sangat memuaskan. Dari sampel hasil ubinan yang dilakukan di tiga titik sampel yang berbeda, menghasilkan 8,23 ton/ha gabah kering giling (gkg).
"Hasil tersebut jauh diatas rata-rata produktivitas padi kabupaten yang berada di angka sekitar 6,5 ton/ha," kata Aris, Minggu (20/12/2020).
Melihat hasil panen tersebut, Aris optimistis padi lokal menor ini dapat dikembangkan secara luas di Kulonprogo. Terlebih pada 2021 mendatang, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) dan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) memasuki tahapan pelepasan varietas.
Menurutnya jika sudah menjadi varietas yang dilepas maka pengembangannya akan lebih luas dan leluasa, sehingga dapat mendatangkan keuntungan yang besar bagi Kulonprogo.
"Nanti tinggal adaptasi di lapangan, dengan pengawalan dan pembinaan dari kami," ujarnya.
Sementara itu Kepala BPTP Balitbangtan Yogyakarta, Soeharsono mengatakan kehadiran padi menor merupakan wujud pengembangan produk lokal. Menurutnya varietas ini mempunyai peluang untuk bertarung di pasaran dan dapat bersaing dengan beras dari daerah lain.
"Seperti yang kita ketahui Jawa Tengah memiliki beras Delanggu, Jawa Barat memiliki berat Cianjur atau pandan wangi maka DIY ke depannya punya beras lokal Kulonprogo yaitu menor," kata dia.
Sumber: Harianjogja