Jagung adalah sayuran bertepung dan biji-bijian sereal telah dikonsumsi orang di seluruh dunia selama berabad-abad.
Bahan makanan tersebut kaya serat, vitamin, dan mineral.
Namun, manfaat kesehatan jagung kontroversial.
Pasalnya, seskipun mengandung nutrisi bermanfaat, jagung juga dapat meningkatkan kadar gula darah.
Selain itu, hasil panen sering dimodifikasi secara genetik.
Apa itu Jagung?
Jagung dianggap sebagai sayuran dan biji-bijian sereal.
Makan jagung manis dari tongkolnya biasanya dianggap sebagai sayuran di dunia kuliner.
Sedangkan biji kering yang digunakan untuk popcorn diklasifikasikan sebagai biji-bijian utuh.
Jagung sendiri berasal dari Meksiko lebih dari 9.000 tahun lalu dan dikenal dengan nama aslinya ‘maize’.
Penduduk asli Amerika menanam dan memanen tanaman ini sebagai sumber makanan utama.
Saat ini, jagung sebagai salah satu biji-bijian sereal yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia.
Jagung biasanya berwarna putih atau kuning, tetapi juga berwarna merah, ungu dan biru.
Jagung diolah dan dimakan seperti jagung manis, popcorn, tortilla, polenta, keripik, tepung jagung, bubur jagung, minyak, dan sirup.
Jagung juga ditambahkan ke dalam banyak makanan dan hidangan lainnya.
Terlebih lagi, jagung banyak digunakan sebagai bahan bakar dan pakan ternak.
Faktanya, 40 persen jagung yang ditanam di Amerika Serikat digunakan untuk bahan bakar.
Sebanyak 60-70 persen jagung di seluruh dunia diproduksi untuk memberi makan hewan.
Sangat bergizi
Jagung kaya akan karbohidrat, serta mengadung serat, vitamin, dan mineral, relatif rendah protein dan lemak.
Satu cangkir (164 gram) jagung kuning manis mengandung:
Sebagian besar karbohidrat dalam jagung berasal dari pati yang cepat meningkatkan gula darah Anda, tergantung seberapa banyak Anda makan.
Seratnya juga tinggi sehingga dapat membantu menyeimbangkan kadar gula darah Anda.
Profil nutrisinya mengesankan sehingga banyak orang mengonsumsi dalam pola makannya.
Jagung juga merupakan makanan bebas gluten alami dan dapat dimakan oleh mereka yang menghindari gluten.
Di sisi lain, produk jagung olahan tidak terlalu bergizi, karena minyak sulingan, sirup dan keripik kehilangan serat bermanfaat dan nutrisi lainnya selama proses produksi.
Selain itu, banyak produk olahan mengandung banyak garam, gula atau lemak.
Jagung utuh mengandung serat dan mengandung vitamin C, vitamin B, magnesium, dan kalium. Namun, produk jagung olahan tidak bergizi.
Senyawa serat tumbuhan
Jagung mengandung antioksidan dan senyawa tanaman yang dapat memberikan sejumlah manfaat kesehatan.
Lutein dan Zeaxanthin
Jagung sangat tinggi lutein dan zeaxanthin, dua karotenoid yang dapat mencegah katarak dan degenerasi makula terkait usia (AMD).
Lutein dan zeaxanthin membentuk sebagian besar daerah makula mata Anda.
Studi pada 365 orang dewasa menemukan bahwa mereka yang memiliki asupan karotenoid tinggi - terutama lutein dan zeaxanthin-memiliki peluang 43 persen lebih rendah mengalami AMD dibandingkan yang memiliki asupan terendah.
Mencegah penyakit divertikular dan pencernaan
Asupan serat makanan dikaitkan dengan risiko lebih rendah beberapa penyakit, termasuk penyakit jantung dan kanker.
Terlebih lagi, makan serat cukup meningkatkan kesehatan pencernaan dan melindungi Anda dari masalah usus.
Jagung dapat melindungi terhadap masalah pencernaan tertentu, termasuk penyakit divertikular, yang ditandai peradangan saluran pencernaan.
Penelitian 18 tahun pada lebih dari 47.000 pria dewasa terkait makan popcorn setidaknya dua kali seminggu dengan risiko penyakit divertikular jauh lebih rendah.
Berdasarkan hasil yang terbatas ini, makan jagung dan popcorn dapat meningkatkan kesehatan usus dan mencegah penyakit pencernaan. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian.
Jagung mengandung banyak tepung sehingga dapat meningkatkan gula darah Anda.
Penderita diabetes perlu membatasi asupan karbohidrat bertepung, termasuk jagung.
Penelitian fokus pada asupan jagung terbatas menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat lebih efektif dalam mengelola diabetes.
Studi terhadap 115 orang dewasa dengan obesitas dan diabetes tipe 2 menemukan bahwa makan makanan mengandung 1 kalori dari karbohidrat menghasilkan gula darah lebih stabil.
Selain itu, mengurangi kebutuhan obat dibandingkan mendapat 53 persen kalori harian dari karbohidrat.
Mengurangi makan produk jagung lainnya, terutama sirup jagung fruktosa tinggi, dapat membantu mencegah diabetes.
Satu studi menemukan bahwa prevalensi diabetes adalah 20 persen lebih tinggi di negara-negara dengan akses lebih mudah ke sirup jagung fruktosa tinggi, dibandingkan di tempat tidak ada sirup jagung.
Studi di Harvard selama 24 tahun di 133.468 orang dewasa menemukan bahwa setiap porsi tambahan jagung setiap hari dikaitkan dengan kenaikan 2 pon (0,9 kg) per interval 4 tahun.
Sumber: Tribunnews