Kupang: Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menargetkan produksi komoditi jagung pada musim tanam I (Oktober 2020-Maret 2021) mencapai 33 ribu ton melalui program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) yang dihadirkan pemerintah provinsi setempat.
"Pemerintah tetap berkomitmen dan optimistis bahwa pada musim tanam I Oktober 2020-Maret 2021 luas lahan TJPS mencapai 8.268 hektare dengan target akan menghasilkan 33 ribu ton jagung," kata Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, dikutip dari Antara, Senin, 21 Desember 2020.
Ia mengatakan pelaksanaan program TJPS pada musim tanam II periode April-September 2020 baru mencapai 1.732 hektare karena kendala utama minimnya ketersediaan air baku di musim kemarau serta serangan hama.
Namun Gubernur Viktor mengaku optimistis realisasi program TJPS yang tersebar di 16 kabupaten pada musim tanam Oktober 2020-Maret 2021 akan meningkat dengan perkiraan mencapai 33 ribu ton jagung.
Ia menjelaskan program TJPS ini dihadirkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian lahan kering secara terpadu khususnya komoditi jagung serta peningkatan populasi ternak sapi, babi dan ayam.
Pemerintahannya berkomitmen bahwa program ini dapat dilaksanakan pada lahan milik pemerintah dan lahan milik masyarakat dengan luas keseluruhan sekitar 10 ribu hektare.
Tantangan utama kata dia yakni kurangnya ketersediaan air baku, terutama pada musim kemarau. Oleh karena itu pemerintah berkomitmen untuk memenuhi ketersediaan infrastruktur pengairan dalam menunjang keberhasilan program TJPS ini.
Gubernur Viktor menambahkan dari segi pemasaran, pemerintah telah bekerja sama dengan pihak pembeli jagung yang akan membeli jagung dengan harga Rp3.200 per kilogram.
"Melalui terobosan ini hasil panen jagung petani akan ditimbang di lokasi yang disetujui bersama dan mekanisme pembayarannya melalui transfer bank atau koperasi," katanya.
Sumber: Medcom