JAKARTA, kabarbisnis.com: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Kaltim melaksanakan panen bersama dan uji organoleptik Inpago 8 di lahan kelompok tani Saeko Kapti, Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tenggarong Seberang.
Kegiatan yang berlangsung di sawah milik Pak Wahono tersebut, merupakan varietas unggul baru (VUB) keluaran Badan Litbang Pertanian yang terbukti tahan pada musim penghujan dan juga kemarau.
Dalam acara panen bersama dan uji organoleptik Inpago 8 tersebut, dihadiri Peneliti dan Penyuluh BPTP Balitbangtan Kaltim, Dinas Pertanian dan Peternakan Kutai Kartanegara, BPP Teluk Dalam dan Separi. Selain itu, PT Pupuk Kaltim serta PT Kitadin juga anggota kelompok Tani Saeko Kapti.
"Awal saya diberi tahu sama teman kelompok bahwa menanam padi di musim kemarau ini akan mengalami gagal panen. Tapi berkat VUB inpago 8 serta didampingi BPTP Kaltim saya merasah lega karena bisa menikmati hasil panen yang melimpah," ujar Wahono, salah satu Anggota Kelompok Tani Saeko Kapti dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (22/9/2019).
Berbeda dengan varietas lain tambah Wahono, Inpago 8 memiliki keunikan tersendiri yang tahan terhadap kekeringan. Tidak hanya itu, kelebihan varietas ini masa panennya sangat cepat serta tahan terhadap serangan hama. "Nasinya juga sangat enak dibandingkan varietas padi lainnya," terangnya.
Sementara itu, Kepala BPTP Balitbangtan Kaltim Dr Muhammad Amin melalui Kasi KSPP BPTP Kaltim Margaretha M.Sc, Inpago 8 merupakan varietas unggul baru yang terbukti tahan pada musim penghujan dan juga kekeringan. VUB ini tambah Margaretha, cukup baik sebab pada saat musim kering dapat tumbuh dengan baik dan hasilnya mencapai 4,5 hingga 5 ton/hektare.
"Saat musim hujan pertumbuhannya bisa lebih di atas rata-rata. Kami harapkan sinergi serta dukungan semua pihak terkait dalam hal pembangunan pertanian di Kalimantan Timur khususnya Kutai Kartanegara semakin solid," harapnya.
Kerjasama yg telah dibangun dengan seluruh pihak mulai pemerintah, perguruan tinggi juga dengan pihak swasta. Dengan disiapkan lahan seluar 50 hektare oleh kelompok tani Saeko Kapti untuk ditanami inpago 8, membuktikan bahwa VUB amfibi ini menjadi pilihan para petani.
Terbukti, VUB Inpago 8 ini mampu bertahan di kondisi yang saat ini kekurangan air bahkan mampu berproduksi sesuai harapan. Selain produktifitas yang tinggi, varietas yang dikembangkan ini sesuai dengan selera masyarakat spesifik lokasi yang mudah diserap pasar.
"Karena perkiraan cuaca akan mengalami musim kering hingga Januari mendatang kami harapkan petani menanam inpago 8 agar dapat menghasilkan panen yang lebih baik. Dari uji rasa tiga varietas yakni inpari 30, inpari 32 dan Inpago 8, masyarakat lebih suka pada pada inpago 8," urainya.
Kasi Produksi Tanaman Pangan, PLH Kabid Tanaman Pangan Dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Peternakan Kukar, Ir. Sya’rani menyebut, pihaknya sangat menyambut baik inovasi teknologi BPTP Kaltim yang mampu meningkatkan produktifitas petani melalui VUB inpago 8. Harapannya inpago 8 ini menjadi sumber benih untuk disebar luaskan ke lokasi-lokasi yang karakteristiknya kering.
"Kami sangat mendukung pengembangan Inpago 8 ini di Kabupaten Kutai Kartanegara. VUB ini nantinya akan dijadikan varietas spesifik lokasi," tutup Sya’rani.
Sumber: KabarBisnis