InfoSAWIT, JAKARTA - Seiring berjalannya waktu, berbagai penelitian dilakukan guna menghasilkan obat atau vaksin yang berguna menghambat tumbuhnya gulma dilahan tanaman. Pasalnya, berbagai obat atau vaksin kerap ampuh digunakan, namun sayang berharga sangat mahal.
Harga mahal vaksin penghambat gulma, seringkali membuat petani terhambat melakukan antisipasi munculnya gulma. Lantaran, harga yang relatif mahal, petani kerap enggan menggunakannya. Di sisi lain, perusahaan sebagai afiliasi petani plasma, juga enggan memberikan dukungannya, dengan berbagai alasan.
Padahal, gulma bisa muncul tak hanya pada lahan tanaman, tetapi bisa juga di berbagai tempat seperti tumpukan sampah, tempat buah sawit yang membusuk, dan sebagainya. Berbagai rentetan masalah kemudian akan bermunculan, lantaran gulma akan membuat kualitas Tandan Buah Segar (TBS) sawit yang dihasilkan akan berkualitas buruk. Belum lagi, persoalan infrastruktur akan memperburuk, lantaran sulit terjangkau angkutan truk, maka TBS akan mudah membusuk dan rendemen minyak yang dihasilkan sangat rendah.
Alhasil, kualitas TBS yang buruk dengan rendemen minyak yang rendah secara langsung akan berdampak terhadap rendahnya rata-rata nilai ekstraksi minyak di Pabrik kelapa Sawit (PKS) yang sebagian besar dimiliki perusahaan perkebunan. Akibat rendahnya rendemen minyak, maka PKS akan mengalami kerugian pada akhirnya.
Sebab itu, perusahaan perkebunan kelapa sawit memiliki kewajiban guna memberikan pemahaman menyeluruh terhadap bahaya gulma. Keberadaan petani seharunya dapat difasilitasi perusahaan, terutama keberadaan para petani swadaya disekitar kebun perusahaan dan plasma.
Pasalnya, kebun petani swadaya, rata-rata hampir tidak mempunyai poll buah atau yang biasa di sebut pasar buah, mereka sembarang meletakan TBS dan berondolan, yang belum tentu dapat terjamah oleh truk pengangkut yang lewat, dengan kondisi jalan yang kurang memadai untuk mengangkut, biasanya bisa sampai 24 jam TBS belum di antar ke PKS.
Akibatnya, tumpukan berondolan yang tidak terangkat, seringkali tumbuh menjadi tunas pohon sawit dan berakibat tumbuh sebagai pohon sawit yang kurang produktif. Lantaran, berasal dari brondolan, maka pohon sawit tidak tumbuh dengan baik, bahkan biasanya sulit untuk berbuah.
Kondisi ini dapat di informasikan kepada petani swadaya, supaya tunas yang tumbuh dari berondolan harus segera dimusnahkan. Pasalnya, pohon sawit yang berasal dari berondolan, akan membuat kerugian besar di masa depan. Bahkan, pohon sawit yang berasal dari berondolan tersebut, sebenarnya merupakan gulma yang sangat berbahaya apabila ditanam.
Akibatnya, pohon sawit yang notebene gulma tersebut, tidak dapat berbuah dengan baik, pasalnya hanya akan membuang waktu dan tenaga saja. Pohon sawit akan menghasilkan buah sangat lama dan kualitas buah juga tidak baik.
Mengenali gulma
Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan tanaman, karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi.Batasan gulma bersifat teknis dan plastis. Bersifat teknis, karena berkait dengan proses produksi suatu tanaman pertanian. Keberadaan gulma menurunkan hasil karena mengganggu pertumbuhan tanaman produksi melalui kompetisi.
Sedangkan bersifat plastis, karena batasan ini tidak mengikat suatu spesies tumbuhan. Pada tingkat tertentu, tanaman berguna dapat menjadi gulma. Sebaliknya, tumbuhan yang biasanya dianggap gulma dapat pula dianggap tidak mengganggu.
Contoh, kedelai yang tumbuh di sela-sela tanaman monokultur jagung, dapat dianggap sebagai gulma, namun pada sistem tumpang sari keduanya merupakan tanaman utama. Meskipun demikian, beberapa jenis tumbuhan dikenal sebagai gulma utama, seperti teki dan alang-alang.
Mengatasi gulma
Gulma utama seperti alang-alang dapat dibatasi, dengan berbagai cara seperti melakukan penyabutan alang-alang secara manual maupun melakukan penyemprotan dengan herbisida.
Jadi, jika gulma diberantas dengan menyemprotkan herbisida senyawa atau material yang disebarkan pada lahan tanaman, bertujuan untuk menekan ataumemberantas gulma. Hasil akhir yang diharapkan dapat meningkatkan hasil panen dapat terhambat oleh gulm.
Cara lain, pada setiap gawangan atau antar pohon satu yang berdampingan, bisa di berikan tanaman yang bermanfaat dan menghasilkan juga. Namun, tidak merusak populasi yang lain. Tanaman penutup tanah adalah tumbuhan atau tanaman yang khusus ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan oleh erosi atau memperbaiki sifat kimia dan sifat fisik tanah.
Berbagai fungsi tanaman penutup tanah seperti mocuna, dapat berperan guna menahan atau mengurangi daya perusak butir-butir hujan yang jatuh dan aliran air di atas permukaan tanah, menambah bahan organik tanah melalui batang, ranting dan daun mati yang jatuh dan melakukan transpirasi, yang mengurangi kandungan air tanah.
Peranan tanaman penutup tanah tersebut menyebabkan berkurangnya kekuatan dispersi air hujan, mengurangi jumlah serta kecepatan aliran permukaan dan memperbesar infiltrasi air ke dalam tanah, sehingga mengurangi erosi.
Tanaman penutup tanah, sangat membantu menghambat pertumbuhan gulma, sehingga dapat mengantisipasi timbulnya kerugian di masa depan. Pemahaman yang tepat, guna mengantisipasi munculnya gulma, dapat dilakukan petani secara efektif dan efisien.
Sumber: InfoSAWIT