Dompu (Suara NTB) – Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Barat NTT yang melakukan studi banding dengan membawa serta mantri tani terkesima dengan hamparan jagung di Dompu. Sistem pemupukan jagung hingga bisa tumbuh subur dengan produktivitas tinggi juga dipertanyakan. Untuk mewujudkan daerah jagung dan mengubah mindset petani, dibutuhkan gebrakan kepala daerah.
Hal itu disampaikan ketua rombongan studi banding dari Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Barat NTT, Ahmad Rudi, SP setelah melihat hamparan jagung di Kampasi Meci Kecamatan Manggelewa, Rabu, 11 Maret 2020.
“Ini seperti hutan jagung. Untuk bisa seperti ini, kita harus yakinkan Bupati dan menjadi sebuah gerakan,” kata Ahmad Rudi.
Rudi yang membawa serta Kepala UPTD tanaman pangan dan perkebunan merangkap kepala BPP se-Kabupaten Manggarai Barat ini pun mempertanyakan cara pemupukan jagung seluas hamparan yang ada hingga penanamannya. Tidak hanya itu, perawatan hingga produksi jagung juga dipertanyakan.
Ia pun tidak rugi berkunjung dan melakukan studi banding soal budidaya jagung serta belajar tentang pengalaman Dompu mendorong program jagung. Karena bukan hanya sekedar soal budidayanya, tapi filosofi kepemimpinan Bupati yang berhasil merubah mindset (pola pikir) rakyat dari sekedar bercocok tanam menjadi bertani untuk bisnis.
Rombongan studi banding Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Barat NTT bersama para mantri pertaniannya ini diterima langsung Kepala Dinas Pertanian dann Perkebunan Kabupaten Dompu, Ilham, SP bersama jajarannya. Selain berbagi ilmu soal budidaya jagung, mereka pun saling mendukung untuk kemajuan pertanian di kedua wilayah.
Sementara Bupati Dompu, Drs. H. Bambang M. Yasin saat menerima rombongan menyampaikan, potensi lahan di wilayah Manggarai Barat jauh lebih baik ketimbang Kabupaten Dompu. Kendati demikian, Kabupaten Dompu saat ini sedang mengembangkan untuk rencana produk olahan jagung. Karena Dompu tidak ingin, jagung yang dikeluarkan dari Dompu hanya dalam bentuk pipilan, tapi diharapkan kedepan sudah dalam bentuk olahan seperti pakan ternak.
“Nanti Kabupaten Manggarai Barat bersama daerah pulau Sumbawa memproduksi jagungnya. Jagungnya dibawa ke Dompu untuk diolah menjadi pakan ternak dan sebagainya, sehingga sinergi ini berjalan,” katanya.
Pemerintah juga sedang memikirkan untuk memanfaatkan semua limbah jagung. Saat ini, yang dimanfaatkan baru biji jagung. Berbagai upaya dan terobosan terus dilakukan. “Kedepan kita berharap, semua yang ada di jagung bisa dimanfaatkan,” katanya.
Jagung bisa berkembang di Dompu karena sudah terbiasa dibudidaya warga, hanya saja selama ini volumenya masih terbatas. Kini jagung menjadi penggerak ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Rakyat juga melakukan inovasi dengan peluang yang ada, termasuk soal mesin pemipil jagung. Jagung dimasukan dengan kulitnya, yang keluar sudah terpisah antara biji, kulit dan tongkolnya. “Uang itu akan mendorong orang kreatif,” kata H Bambang.
Sumber : Suara NTB