Merdeka.com - Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan panen raya di Karawang, Jawa Barat, Selasa (28/9). Salim dan Ridwan Kamil juga menggelar sarasehan dengan seluruh petani di Indonesia secara daring dalam rangka Peringatan Hari Tani 2021.
Dalam kesempatan ini, Salim mengingatkan tata niaga komoditas pertanian harus berpihak kepada kepentingan petani. Salim meminta tidak ada lagi impor beras saat panen raya.
"Jangan ada lagi impor beras justru saat panen raya. Negara harus melindungi petani. Ini tanggung jawab pemerintah membantu petani sesuai amanat UU No.19/2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani," katanya dikutip dari siaran pers, Selasa (28/9).
Salim mengatakan, ketahanan pangan merupakan masa depan. Indonesia memiliki potensi luar biasa dari sektor pertanian ini. Oleh sebab itu sudah seharusnya negara berpihak kepada petani.
"PKS pernah mengirim Pak Anton Apriantono sebagai Menteri Pertanian dan berhasil melakukan swasembada beras sehingga tak perlu impor beras," paparnya.
Hal itu pun diamini Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Di daerah yang ia pimpin, kata Ridwan, sudah surplus produksi padi dan bahkan bisa mengirim 1 ton lebih untuk nasional.
"Kita sudah ujicoba metode baru di Jabar, kalau biasanya satu hektare bisa menghasilkan 5-6 ton, dengan metode baru bisa 10-11 ton dan ini sudah berhasil di tiga kabupaten," katanya.
Pria yang akrab disapa Kang Emil ini melaporkan, gerakan petani milenial sudah dilakukan di Jawa Barat. Ia mengusung slogan 'Hidup di Desa, Rezeki Kota' untuk mendukung petani milenial di Jawa Barat.
"Saat pandemi ada tiga sektor yang tumbuh dua di antaranya yakni soal pangan dan digital. Jabar sudah menggabungkan keduanya agar anak-anak muda bisa berkecimpung di dunia pertanian. Di Jabar misalnya sekarang kasih makan ikan cukup lewat handphone, mencari ikan di Pelabuhan Ratu cukup pakai aplikasi satelit. Yang biasanya 300 kg sekarang bisa 1 ton," jelasnya.
Sementara itu, Salim juga menekankan pentingnya regenerasi di kalangan petani guna melahirkan petani milenial. Salim mengatakan, menurut data BPS 60,8 persen petani di Indonesia berusia di atas 45 tahun. Salim juga berpesan agar negara melindungi petani dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan petani.
"PKS mendorong Pemerintah untuk memberikan akses permodalan dan insentif bagi profesi petani sehingga menarik generasi muda menjadi petani. Saat ini, regenerasi petani berjalan lambat dan berakibat pada banyaknya petani dengan usia lanjut," ujar Salim.
Pada panen raya dan sarasehan petani nasional, turut hadir Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Sekretaris Jenderal PKS Habib Aboe Bakar Al Habsyi, serta Bupati Karawang Cellica Nurachdiana.
Sumber: Merdeka