JOMBANG - Sejumlah petani di Jombang masih mengeluhkan serangan hama tikus. Tidak hanya pada saat tanam, serangan hewan pengerat ini juga masif menjelang panen. Akibatnya, hasil panen tak bisa diharapkan lagi.
Di Desa Banjardowo, Kecamatan/Kabupaten Jombang misalnya, serangan hama tikus menyebar hingga 1,2 hektare. Terutama pada tanaman jagung. Tampak di sejumlah petak sawah kondisi tanaman jagung petani rusak. Biji jagung sudah habis dimakan tikus. ”Ya, ini jagungnya habis dimakan tikus,” kata Muhamad Bakrie, salah satu petani.
Dia menyebut, serangan hama tikus sampai sekarang masih terlihat, khususnya di Dusun Banjardowo dan Dusun Banjaragung. ”Saya lihat hampir merata kena tikus. Serangannya sejak awal tanam dulu,” bebernya. Bahkan, serangan hama tikus seakan-akan tidak bisa dikendalikan karena terjadi tiga tahun berturut-turut.
Bahkan, tiga tahun terakhir, tak jarang petani mengalami gagal panen setelah seluruh tanaman habis dimakan tikus. ”Ya, tetap hama tikus dari dulu. Sudah tiga tahun terakhir ini diserang hama tikus,” imbuh Bakrie.
Ditambahkan, serangan hama tikus tidak hanya menyerang jagung usia 60 hari. Sekarang usia jagung yang sudah 90 hari juga dimakan tikus. ”Karena jagungnya sudah tua, jadi agak berkurang. Beda dengan jagung yang masih muda,” imbuhnya lagi.
Yang membuat ia dan petani lainnya nelangsa, serangan hama tikus tidak bisa berhenti. Padahal, berbagai upaya telah dilakukan petani mulai menyewa pemburu tikus, gropyokan masal, menembak dan memberi racun. ”Segala macam cara sudah dilakukan. Tapi serangan tikus masih terus terjadi,” keluhnya.
Keluhan sama juga disampaikan Riadi petani lainnya yang menyebut, serangan paling parah justru terjadi di sawah yang berdekatan dengan jalan tol. ”Parah kalau dekat tol, tikusnya sangat banyak,” ungkap dia.
Bahkan, dirinya harus memburu tikus hingga malam hari dengan menggunakan senapan angin. Dalam satu hari, dia bisa mendapat 200 sampai 300 ekor tikus. ”Kalau sekali menembak langsung dapat ratusan. Tapi tikus tetap masih banyak,” pungkas Riadi.
Tercatat 11 Hektare
SEMENTARA itu, Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Jombang Much Rony, mencatat ada sekitar 11 hektare lahan di Jombang yang diserang hama tikus. Paling parah serangan tikus terjadi di Kecamatan Mojoagung.
”Catatan itu dari periode pengamatan 15-30 November 2021,” katanya kemarin. Menurutnya, intensitas serangan hewan pengerat ini mulai ringan sampai sedang. ”Paling banyak di Kecamatan Mojoagung seluas 2 hektare sawah diserang hama tikus,” ungkap dia.
Sedangkan, lahan di Desa Banjardowo yang diserang hama tikus tercatat sekitar 1,2 hektare. ”Intensitas serangan di Banjardowo juga tergolong ringan,” tambahnya. Berbagai upaya terus dilakukan untuk mengurangi populasi tikus. Mulai memberi bantuan obat-obatan, pengawasan gropyokan masal dan melestarikan musuh alami tikus. Petani sendiri juga melakukan upaya sama untuk mengurangi jumlah populasi tikus.
”Kami juga sudah menyampaikan sosialisasi untuk mengurangi dampak serangan tikus, dan harus dilakukan terus menerus,” bebernya. Akan tetapi, sebagian besar petani mengabaikan bila serangan tikus mulai melandai. ”Padahal kalau tidak waspada, satu hari saja nanti bisa telat,” ungkapnya.
Semisal saat menjelang panen seperti sekarang, ia menilai serangan tikus tidak begitu mengkhawatirkan. Menurutnya, hama tikus tidak semasif pada saat awal tanam. ”Karena tanaman juga sudah hampir panen, serangan berkurang,” pungkas Rony.
Sumber: Radar Jombang