SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Ada hikmah tersendiri munculnya kawanan harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di sekitar areal perkebunan Desa Darul Makmur dan Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam dalam beberapa waktu terakhir ini.
Pasalnya, petani jagung merasa tanamannya aman dari hama babi menyusul munculnya kawanan harimau di sana.
Kepala Desa Darul Makmur, Jamuddin mengatakan orang yang paling sering melihat sosok harimau sumatera di desanya adalah petani jagung.
Pasalnya, para petani jagung selama ini tidur di pondok yang berada di areal kebunnya. “Petani jagung selama ini kan tidur di pondoknya mereka sering melihat harimau itu melintas,” kata Jamuddin kepada Serambinews.com, Senin (17/2/2020).
Dari keterangan petani, kata Jamuddin jumlah harimau ini mencapai empat ekor, yakni sepasang induk dan dua anaknya.
Bahkan menurut cerita yang didapat Jamuddin selaku kepala desa di sana, tak jarang harimau berkelian dekat pondok petani jagung.
Sang petani tidak takut kehadiran harimau ini karena dianggap menyelamatkan tanaman jagungnya dari hama babi.
Sebab, hama babi selama ini sangat banyak dan meresahkan petani jagung. Malah biasanya sebagian petani jagung harus memasang setrum di kebunnya agar tanamannya tidak diganggu babi.
Kini, lanjut Jamuddin pascamunculnya kawanan harimau hama babi dikabarkan berkurang. Nah, dengan tidak adanya babi pulalah diduga sang harimau memangsa ternak warga berupa sapi dua hari lalu.
Sebab, selama ini harimau memangsa babi dan kini hama tersebut takut muncul sehingga taka da pilihan makanan selain ternak warga.
”Ada yang bilang, selama harimau muncul tanaman jagung mereka aman dari babi. Dan saya yakin juga karena babi taka da makanya harimau itu memangsa ternak sapi warga,” terang Jamuddin
Jamuddin menjelaskan, dia sendiri baru menyaksikan jejak tapak harimau. Sementara wujud harimau yang sempat memangsa dua ekor sapi milik warga di Desa Singgersing itu belum pernah dijumpai.
Namun, kata Jamuddin, berdasarkan keterangan masyarakat di desanya yang pernah melihat saat menjaga tanaman jagungnya jumlah harimau ada empat ekor. Keempatnya masing-masing sepasang harimau besar lalu anaknya yang berusia sedang dan kecil.
Dikatakan, harimau ini sebenarnya sudah kerap turun ke Desa Darul Makmur bukan hanya tahunan tapi nyaris setiap bulan.
Paling tidak, kata Jamuddin sang harimau muncul ke Darul Makmur dua bulan sekali. Setiap munculnya harimau sudah pasti karena ada masalah di kampong tersebut yakni perbuatan aib atau penyakit masyarakat.
Dulu, beberapa sekitar dua tahun sebelumnya harimau turun ke Darul Makmur karena ada yang berbuat jahat juga.
Saat turun tersebut, lanjut Jamuddin sang harimau juga sedang beranak dan kini sang anak sudah mulai besar.
Kini, harimau tersebut sudah menjadi kawanan dan berkeliaran kembali di dekat permukiman penduduk dan telah sempat memangsa ternak masyarakat di Desa Singgersing.
Padahal menurut Jamuddin sebelumnya meski Darul Makmur menjadi areal lintasan sang hewan dilindungi ini tidak pernah mengganggu ternak apalagi manusia.
Sebelumnya, Jamuddin Kepala Desa Darul Makmur mengatakan jika harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang sempat memangsa dua ekor sapi milik warga hingga kini dikabarkan masih berkeliaran di Desa Darul Makmur, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.
”Harimaunya masih turun juga, karena pagi tadi masih ada jejaknya kami jumpai,” kata Jamuddin, kepada Serambinews.com, Senin (17/2/2020).
Dikatakan, jejak terbaru terdapat di dekat rumah Jamuddin terpaut sekitar 500 meter. Jejak ini, kata Jamuddin baru dan diperkirakan tengah malam tadi.
Kendati demikian, sang harimau tersebut tidak mencelakai manusia maupun ternak di desanya. Adapun ternak yang dimangsa terjadi di desa tetangga yakni Singgersing sekitar dua kilometer dari desa Darul Makmur.
Jamuddin mengatakan sejauh ini belum ada tindakan dari warga terkait kemunculan harimau di sana. Sebab bagi masyarakat Darul Makmur harimau yang muncul tidak merusak atau mengganggu mereka.
Warga pun tidak mau mengganggu sang harimau yang menurut Jamuddin saban waktu masuk ke areal perkebunan mereka termasuk dekat permukiman penduduk. Jamuddin sendiri meyakini jika sang hewan dilindungi yang dalam istilah penduduk setempat disapa ‘nenek’ ini tidak akan turun bila tak ada kesalahan masyarakat.
Dikatakan, di dekat Darul Makmur disinyalir terdapat lokasi yang kerap digunakan warga untuk mabuk-mabukan.
Bahkan ada juga di wilayah Darul Makmur. Jamuddin selaku kepada desa mengaku pernah mengusir warga yang mabuk-mabukan di wilayahnya namun kini kembali muncul.
”Biasanya kalau tak ada yang buat ‘ulah’ nenek itu tidak akan turun. Ini saya yakin ada yang buat salah. Dulu juga begitu, saya usir. Ini masalahnya ada yang berkebun terus sering bawa minuman keras dan mereka mabuk di sini,” ujar Jamuddin
Sebagaimana dikabarkan harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) dilaporkan muncul di permukiman masyarakat Desa Darul Makmur dan Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam dan memangsa dua ekor sapi di daerah ini.
Berdasarkan foto yang dikirim kepada Serambinews.com oleh warga setempat, tampak potongan tubuh sapi sisa mangsa harimau di Desa Singgersing.
Dilaporkan, sapi yang dimangsa harimau berjumlah dua ekor yakni induk dan anaknya. Tubuh anak sapi ternak warga ludes dimakan sedangkan induknya hanya sepotong bagian belakang atau ekor. Tubuh bagian ekor sapi tampak sudah terluka parah dan sebagian dagingnya habis.
Dalam foto tersebut sapi tampak berusaha lari dan terjebak di parit berlumpur dengan posisi kaki terbenam hingga diterkam harimau.
Sumber: SERAMBINEWS