JAKARTA. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyampaikan terdapat tiga fokus bahasan yang akan dibawa dalam Kelompok Kerja Bidang Pertanian Presidensi G20 atau Agriculture Working Group (AWG). Tiga isu prioritas tersebut ialah, pertama membangun sistem pangan dan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan. Kedua, mempromosikan perdagangan pangan yang terbuka adil dapat diprediksi dan transparan.
Ketiga, mendorong bisnis pertanian yang inovatif melalui pertanian digital untuk memperbaiki kehidupan pertanian di wilayah pedesaan. Ketiga prioritas itu akan dibalut dalam satu tema yaitu 'Balancing Production and Trade to Fulfil Food for All'.
"Kami berharap para menteri pertanian di negara G20 dapat menyepakati komitmen bersama untuk memastikan keseimbangan jaminan pasokan pangan nasional dari sumber produksi pertanian dalam negeri. Dan jaminan kelancaran perdagangan pangan dan pertanian lintas batas negara untuk menjamin kecukupan pangan bagi kita semua," jelas Syahrul dalam Kick Off Ceremony Agriculture Working Group, Kamis (27/1).
Lebih lanjut, Syahrul menyatakan ketahanan pangan harus tetap menjadi isu sentral dalam seluruh rangkaian pertemuan G20 kelompok kerja bidang pertanian.
Pasalnya dengan adanya pandemi Covid-19 yang melanda global, telah menciptakan tantangan terhadap ketahanan pangan dan nutrisi yang diakibatkan oleh pembatasan pergerakan barang dan jasa, baik di tingkat lokal, regional maupun global.
"Jalur logistik dan sistem distribusi pangan juga terdampak sangat serius. Sementara itu beberapa negara menerapkan kebijakan proteksi melalui stok nasional, yang berdampak pada ketidakseimbangan sistem pangan global," imbuhnya.
Kemudian pada tingkat nasional hal tersebut dinilai telah menyebabkan tingkatan risiko pada akses pangan dan nutrisi, terutama bagi penduduk miskin di desa dan di daerah perkotaan.
Serta pada tingkat global hal ini juga memperparah ketahanan pangan dan nutrisi negara berkembang dan negara-negara terbelakang lainnya.
"Situasi ini menjadi semakin kompleks sehubungan dengan tantangan yang ada pada perubahan iklim yang ada. Penurunan dan degradasi sumber daya alam dan ancaman penyakit menular lintas batas negara ada di depan mata kita," paparnya.
Isu-isu tersebut Syahrul menekankan perlunya dicarikan solusi secara bersama. G20 disebut perlu mendukung peran krusial dari sektor pertanian dalam penyediaan pangan dan gizi bagi seluruh orang dan menjamin pembangunan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.
"Negara G20 harus betul-betul bersinergi dalam memastikan ketahanan pangan dan gizi bagi kita semua, melalui keseimbangan jaminan produksi pangan dan pertanian nasional yang kita miliki. Serta jaminan keandalan, kepastian dan keadilan perdagangan pangan dan pertanian lintas batas negara," pungkasnya.
Sumber: KONTAN