KORANKALTIM.COM, TANJUNG REDEB – Dalam kurun waktu dua tahun ke depan, Berau diyakini bisa menjadi sentra pertanian di Kalimantan Timur.
Hal ini disampaikan Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian dan Peternakan Berau Muhammad Saleh.
Kendati saat ini Berau masih impor dari Sulawesi dan Jawa untuk memenuhi kebutuhan beras, tahun 2019 lalu produksi padi sawah di Berau mencapai 10.768,14 ton dengan luas tanam mencapai 3.476,9 hektare. Sedangkan pada 2020, mencapai 11.518,902 ton dengan luas lahan 3.774,3 hektare.
“Untuk padi sawah memang ada peningkatan yang cukup bagus. Tahun 2021 ini kami belum melakukan pendataan,” kata Saleh.
Selain padi sawah, di Berau juga terdapat padi gunung. Pada 2019, lahan yang digunakan untuk padi gunung sendiri mencapai 6.260 hektare, dengan hasil panen mencapai 27.407,16 ton, sedangkan pada 2020 hasil panen menurun hanya 19.400,16 ton. “Tahun lalu banyak yang gagal panen,” imbuhnya
Untuk Berau ada beberapa kampung penghasil beras, seperti Kecamatan Tabalar di Kampung Semurut dan Buyung-Buyung.
Untuk Kecamatan Gunung Tabur berada di Kampung Tasuk, Merancang Ulu dan Ilir. Sedangkan di Kecamatan Sambaliung terdapat di Kampung Bebanir Bangun, Tanjung Perangat dan Gurimbang.
“Selain itu di Kecamatan Teluk Bayur, yakni Labanan Jaya dan Tumbit Melayu. Kalau untuk padi ladang, banyak di daerah Kelay,” sebut Saleh lagi.
Untuk komoditi padi Berau termasuk strategis sehingga sulit untuk meninggalkan menanam padi ini.
Untuk menjadi sentra padi, dengan langkah-langkah yang dilakukan, kemungkinan bisa mendekati. Dinas Pertanian juga berusaha menggandeng bantuan dari kementrian.
“Mudah-mudahan arahnya kesitu. Berau juga dibantu padi ladang, yang satu kali panen dalam satu tahun,” ucapnya.
Sedangkan untuk komoditi jagung Berau malah melakukan ekspor ke luar daerah, seperti Samarinda, Balikpapan, hingga ke Kalsel, yang pada 2020 lalu hasil panennya mencapai 52.428 ton.
Sumber: KORANKALTIM