TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Hasil panen jagung di Kabupaten Gunungkidul tercatat mengalami peningkatan signifikan pada 2021 lalu.
Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) setempat pun mulai melirik upaya pengembangan komoditas pangan ini.
Sekretaris DPP Gunungkidul , Raharjo Yuwono menyampaikan bahwa hasil panen jagung di 2021 lalu mencapai lebih 131 persen dari target.
"Capaiannya 275.913 ton pipil kering jagung , terealisasi 131,7 persen," kata Raharjo dihubungi pada Senin (24/01/2022).
Adapun hasil panen pangan tertinggi masih dipegang oleh padi sebesar 301.160,97 ton gabah kering giling.
Namun capaiannya hanya 102,99 persen dari target yang ditetapkan.
Menurut Raharjo, minat menanam jagung oleh warga Gunungkidul semakin tinggi. Pasalnya, harga jual di tingkat petani pun juga menguntungkan sehingga mereka tertarik membudidayakan komoditas pangan ini.
"Banyak jagung monokultur sekarang, ke depan kami akan menginisiasi perbenihan jagung hibrida," ujarnya.
Selain padi dan jagung, komoditas pangan unggulan Gunungkidul lainnya adalah kedelai. Namun, capaian hasil panennya di 2021 lalu jauh di bawah target.
Berdasarkan catatan DPP Gunungkidul, hasil panen kedelai 2021 lalu mencapai 4.394,11 ton wose.
Jumlah ini hanya mencapai 59 persen dari target yang ditetapkan sebelumnya. "Minat petani dalam menanam kedelai saat ini justru kurang," kata Raharjo.
Menurutnya, kurangnya minat petani menanam kedelai lantaran kebutuhan kedelai sendiri lebih banyak disuplai dari luar negeri (impor).
Kondisi ini tak hanya terjadi di Gunungkidul, namun juga secara nasional. Ketua DPRD Gunungkidul , Endah Subekti dalam kunjungannya beberapa waktu lalu juga berharap agar persediaan benih jagung bisa mencukupi kebutuhan petani.
Jangkauannya pun lebih luas. "Sebab nantinya bisa berdampak pada kesejahteraan petani," kata Endah.
Sumber: TRIBUNJOGJA