Blog •  01/06/2021

Harga Jagung di Sidikalang Melambung, Petani Senang Perternak Pusing

Something went wrong. Please try again later...

Sidikalang- Dairi Pers : Harga jual biji jagung kering ditingkat pengumpul di kota Sidikalang mencapai Rp. 5.800 /Kg. Harga ini melambung dari di atas harga acuan pembelian dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 7 Tahun 2020 sebesar Rp 3.150 per kg. Meski ini menyenangkan petani jagung Dairi namun bagi peternak harga ini memusingkan.

Pantauan Dairi Pers sejak januari 2021 harga terus naik hingga mei 2021. Di Januari harga per Kg masih di kisaran 3.500 s/d 4.000 per Kg. Namun harga terus meningkat hingga akhir mei di kisaran Rp. 5.800 s/d 6.000 per Kg. harga ini menggembirakan petani jagung karena harganya memasuki titik tertinggi dalam 5 tahun terakhir.

Sementara itu untuk pembelian jagung giling per Kg nya ditetapkan 7.500 s/d Rp. 8.000 per Kg. Hal itu juga berdampak pada harga jual pakan ternak ayam dan ikan yang berbahan baku jagung hingga Rp. 9.000 s/d Rp. 10.000  per Kg. sebelumnya harga di kisaran Rp. 5.000 per Kg

Dikutip dari Antara Faktor Kenaikan Jagung Asisten Deputi Pangan Kementerian Koordinator Perekonomian, Muhammad Saifulloh mengatakan ada beragam faktor yang menyebabkan harga jagung tinggi. Misalnya, penanaman jagung masih tergantung musim, produksinya belum optimal dan kebutuhan jagung per bulan yang relatif sama. Sehingga harga otomatis turun ketika pasokan berlebih dan cenderung naik ketika pasokan kurang sehingga memerlukan mekanisme pengelolaan stok.

Faktor berikutnya, belum ada mekanisme cadangan jagung pemerintah sehingga rawan muncul persoalan di tingkat petani ketika harga jatuh dan di tingkat pengguna, terutama peternak layer ketika harga jagung naik.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, prognosa kebutuhan jagung tahun ini mencapai 10,76 juta ton, dimana 7,04 juta ton di alokasikan untuk memenuhi kebutuhan industri pakan dan 3,71 juta ton untuk peternakan mandiri. Sedangkan prognosa ketersediaan kebutuhan jagung pipilan kering periode Januari-Mei 2021 terdapat defisit khususnya pada April 265 ribu ton dan Mei 2.896 ton. “Ini membutuhkan effort luar biasa bagi produsen jagung,” kata Syaifulloh

Untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut perlu berbagai kebijakan pengembangan jagung dan sinergi sejumlah pihak. Sebagai contoh, optimalisasi pengawasan untuk memastikan implementasi Permendag No.7/2020 tentang harga acuan jagung terlaksana.

Kemudian, memperhatikan kondisi produksi dan tata niaga jagung yang bervariasi di setiap daerah dengan pengaturan harga jagung sesuai masing-masing wilayah oleh pemerintah daerah. Berikutnya, memperkuat sinergi bersama asosiasi petani dan indusutri berbasis jagung untuk mendorong komitmen peningkatan produksi dan produktivitas jagung. Pengaturan pola tanam untuk menjamin stabilitas pasokan jagung dan menghindari lonjakan harga ketika pasokan berkurang.

Sumber: Dairi Pers