TABANAN – Petani jagung di Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan kini kembali tersenyum semringah. Karena harga jual jagung pada panen tahun ini naik dibandingkan tahun sebelumnya.
Harga jagung yang mencapai Rp3.000 per kilogram tersebut itu petani tanpa mengeluarkan biaya sepeser pun. Termasuk biaya saat panen.
“Jadi kami terima bersih di luar operasional tukang petik. Jadi sudah pengepul yang menyediakan. Kami terima bersih dengan kondisi jagung sudah terkelupas,” ungkapnya.
Dia menyebut kualitas jagung cukup bagus. Sejak awal tanam hingga jelang panen. Ini disebabkan karena kondisi cuaca yang stabil.
Maka tidak heran ini membuat para petani berlomba-lomba menanam jagung sejak bulan 3 (Maret lalu) sampai dengan bulan ini. Disamping itu kondisi sulit air pertanian sehingga petani memilih menanam jagung.
Meski semua petani menanam jagung dengan luas areal tanam jagung 1.400 hektar tidak ada masalah pada pemasaran. Karena buah jagung, selain masuk ke pabrik juga diambil oleh pengepul.
“Berapa pun hasil panen panen, pabrik dan pengepul masih kuat membeli,” tuturnya.
Untuk serangan hama penyakit hanya terjadi pada busuk batang jagung. Namun bisa teratasi mengendalikan dengan insektisida.
Dari sisi hasil panen dalam 1 hektare areal luas lahan yang ditanami jagung jika panen bagus mampu menghasilkan 10 ton jagung.
Sunarta menambahkan sejauh ini dalam setahun petani hanya mampu menanam jagung sekali. Begitu pula pada padi hanya sekali. Ini disesuaikan dengan kondisi cuaca.
“Kalau tanam padi kami biasanya lakukan pada akhir bulan atau bulan 12. Sedangkan tanam jagung dari bulan 4 sampai bulan 7 dimulai oleh petani,” ungkapnya.
Dia berharap harga ini tetap stabil sampai akhir tahun. Karena dari pengalaman yang terjadi harga tinggi biasa terjadi diawal saja selanjutnya mulai turun.
Sumber: Radar Bali