BANDUNG, iNews.id - Varietas benih padi baru M70D dan M400 yang dikembangkan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), mendapat respon positif petani. Hasil panen padi dua varietas tersebut melimpah. Jamal, petani di Desa Lungasan, Kecamatan Blang Pidie, Kabupaten Aceh Barat Daya, merupakan orang pertama di desanya yang menanam M70D.
"Cuma saya di sini yang pakai varietas M70D, alhamdulillah hasilnya sangat puas. Semua bertanya-tanya kok padinya cepat tumbuh dan panen," kata Jamal, bangga. Viarietas M70D dapat panen hanya dalam waktu 70 hari masa tanam. Jauh lebih cepat dibanding benih reguler yang baru dapat dipanen setelah 150 hari masa tanam.
Viarietas M70D dapat panen hanya dalam waktu 70 hari masa tanam. Jauh lebih cepat dibanding benih reguler yang baru dapat dipanen setelah 150 hari masa tanam.
Hal yang sama dirasakan Taufik Ismail alias Opik, petani di Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Menurut Opik, padi yang diperkenalkan Ketua Umum HKTI, Moeldoko ini memiliki keunggulan umur tanam yang singkat dan bobot gabahnya bagus.
"Umur tanamnya lebih cepat dibanding varietas lain, 70 hari sampai 75 hari setelah tanam sudah bisa dipanen. M70D juga tahan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) wereng batang coklat," ujar Opik. Dari sisi produktivitas, sawah yang ditanami M70D bisa menghasilkan lebih dari 9 ton gabah kering. "Berdasarkan pengalaman dan hasil riil musim lalu, (produktivitas) M70D sanggup menembus 9,5 ton gabah kering panen per hektar," jelasnya.
Sementara itu Eko Sumaryanto, petani di desa Sumber Rejo, Kecamatan Kota Gajah, Kabupaten Lampung Tengah, memilih varietas M400 yang tak kalah unggul. Selain membuat hasil panen meningkat, padi jenis M400 juga tahan terhadap serangan hama dan anomali cuaca. "Kelebihan M400 ini produksinya tinggi, dan tahan terhadap wereng. Saya mengucapkan terima kasih kepada HKTI provinsi Lampung dan pak Moeldoko yang telah melepas benih varietas M400 pada kami," kata Eko.
Padi M400 yang telah disertifikasi Kementerian Pertanian, telah ditanam di berbagai daerah di tanah air dengan hasil panen minimum 8,8 ton per hektar. Bahkan di Lumajang, pernah mencapai 11 ton per hektare. Bersama M70D, kehadirannya diharapkan mampu menggenjot produksi pertanian secara signifikan, sekaligus mensejahterakan petani seperti yang menjadi misi HKTI. Kastolani Marzuki
Sumber: iNews