POS-KUPANG.COM | KUPANG--Gubernur NTT, Viktor B. Laiskodat melakukan panen padi dan tanam jagung secara simbolis di lahan 160 hektar, dari keseluruhan lahan 800 hektar, tepatnya di kawasan persawahan Kolidoki Desa Manusak, Kecamatan Kupang Timur, Sabtu (29/5/2021).
Dari rilis berita Humas Pemda Kupang disebutkan, Bupati Kupang Korinus Masneno yang ikut mendampingi Gubernur NTT, pada kesempatan tersebut menyatakan sumber berkat bagi masyarakat Kabupaten Kupang dalam hal pertanian berada di lokasi ini.
Ungkapan terima kasih disampaikan Bupati Kupang kepada Gubernur NTT melalui program TJPS (Tanam Jagung Panen Sapi), sebab merupakan gerakan upaya membangun daerah, terutama kabupaten Kupang.
Diakui Bupati Korinus bahwa daerah Kabupaten Kupang 90 persen mata pencaharian masyarakatnya dari bertani, beternak dan nelayan.
Korinus Masneno juga turut berbangga kepada Rektor Undana Kupang, Fred Benu terhadap dukungannya dalam menyukseskan TJPS di lokasi persawahan ini, karena sejalan dengan program Bupati dan Wakil Bupati Kupang, "5P" (pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, pariwisata).
Dirinya menerangkan, untuk Kecamatan Kupang Timur dengan luas lahan kurang lebih 4.700 hektar, diharapkan gerak cepat semua pihak terutama Dinas Teknis dalam menghadapi musim tanam seperti bantuan pupuk maupun bibit.
Rektor Undana Kupang, Fred Benu pada kesempatan tersebut juga menandaskan bahwa dirinya harus bertindak dan berbicara untuk masyarakat petani di tempat ini, sebagai bagian dari dukungan dan responnya terhadap TJPS.
Rasa salutnya kepada Gubernur NTT, Victor B.Laiskodat yang bekerja optimal mengerahkan seluruh tenaga dan pikiran keliling NTT untuk terus-menerus menggenjot produktivitas masyarakat demi NTT yang maju dan sejahtera.
Sementara Kadis Pertanian Provinsi NTT, Lucky Koli menambahkan bahwa di tengah situasi sulit pasca badai seroja, petani di lokasi Kolidoki mampu menanam padi dan siap panen di lahan 160 hektar.
Dari 160 hektar tersebut jika dihasilkan 400 ton, itu setara dengan Rp 4 miliar sekali panen. Cukup membanggakan dan memberi peluang bagi Dinas Pertanian Provinsi NTT untuk menggarap keseluruhan 800 hektar.
"Besok (Minggu, 30 Mei) kami kirimkan traktor dan pompa air untuk segera digarap. Jika keseluruhannya berhasil digarap, otomatis menambah perekonomian masyarakat dan ditargetkan bulan September bisa di panen lagi," kata Koli.
Pasalnya, kawasan persawahan Kolidoki ini merupakan daerah irigasi, maka perlu bergerak bersama petani menggarap sawah ini. Persawahan Kolidoki ini dipastikan bisa menjadi model percontohan bagi daerah lain sesuai skema TJPS.
Gubernur NTT, Victor B. Laiskodat dalam arahannya menegaskan, mereka yang membidangi pertanian, peternakan, perikanan disebut manusia-manusia lapangan, harusnya bekerja tak kenal lelah.
Sekalipun badai harus tetap bertahan. Seorang pemimpin daerah ialah pemimpin teknis lapangan yang tangguh. Rencana untuk menggarap lahan seluas 800 hektar di lokasi ini semestinya nanti para stakeholder seperti Kapolsek, Danramil, Aparat Kecamatan dan Desa, Dinas Teknis, setiap hari harus berada di lapangan.
Sedangkan Bupati maupun Wakil Bupati minimal seminggu 2 kali kunjungi lokasi ini dan Gubernur sebulan sekali berada di tempat ini.
"Ini pola kerja yang tepat jika mau lokasi persawahan ini berhasil digarap seluas 800 hektar tersebut. Gubernur tahu persis yg dibutuhkan petani dalam mengolah lahannya ialah benih disiapkan, serta persediaan air," katanya.
Menurut Gubernur, dari program TJPS ini, jagung yang ditanam tidak hanya untuk dimakan manusia. Manusia kuat berapa lama makan jagung? namun jagung yang ditanam tujuannya menuju ke pakan ternak.
Gubernur menegaskan bahwa rantai nilai harus dipasok oleh NTT sendiri. Pakan ternak, obat, ilmu dan lain sebagainya, harus ada di NTT bukan dipasok dari daerah lain.
" Karena itu kita jangan kerja biasa, tapi kerja luar biasa. Kerja butuh komitmen besar," katanya.
Kepada Rektor Undana, Gubernur berpesan bahwa dengan banyaknya mahasiswa peternakan, pertanian jangan hanya sebatas di ilmu saja, tunjukkan aksi nyata di lapangan.
Mahasiswa harus bersama dgn petani, belajar dari petani, karena mengemban pendidikan upayakan punya lahan sehingga bisa menjadi pengusaha pertanian bukan buruh tani. Itu kiat-kiat tepat menuju sukses.
Kembali ke petani, Gubernur sampaikan soal anggaran, pemerintah siap selama ada kebutuhan. Pemerintah dan masyarakat harus mampu lakukan dan kerjakan dengan hati, kemauan dan keberanian untuk NTT sejahtera.
Tunjukkan kerja luar biasa karena sejatinya kita tak pernah tahu kapan usia kita berakhir. Dengan hasil tanam dan panen yang nyata dan luar biasa, memberikan rasa puas tersendiri bagi kita sebelum napas kehidupan kita diambil oleh Yang Maha Kuasa.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe, Kepala Bank NTT Cabang Oelamasi, pimpinan OPD teknis baik dari Pemprov maupun Pemkab Kupang, Tokoh Masyarakat, Kelompok Tani serta undangan lainnya.
Rombongan Gubernur NTT melanjutkan perjalanan ke lokasi Tani Fetomone Kecamatan Fatuleu utk melakukan tanam jagung simbolis di lahan seluas 1,6 hektar.
Sumber: POS-KUPANG