Jatim Newroom - Kondisi alam Madura yang tandus, kurangnya curah hujan, dan irigasi yang tidak mencukupi, memaksa masyarakat Madura untuk memilih jenis-jenis tanaman dan pola tanam yang adaptif.
Tanaman pertanian penting di Madura selain jagung adalah padi. Penanaman padi di lahan tegalan hanya mungkin dilakukan pada musim hujan. Pola penanaman ini disebut gagaranca.
"Pola gagaranca ini dapat dikerjakan melalui satu atau dua cara, yaitu cara panjak, yakni benih padi terlebih dahulu ditabur di persemaian. Setelah berselang kira-kira satu bulan, tunas padi itu dipindahkan ke lahan yang sudah diolah," terang dosen STAIN Pamekasan, Moh. Hefni, Selasa (22/6).
Cara kedua, cara tektek, yakni benih padi langsung ditebarkan di lahan yang belum diolah. Cara kedua ini paling banyak dipraktikkan di lahan tegalan. Sedangkan cara pertama biasanya dilakukan di lahan persawahan.
Kondisi alam lingkungan di Madura, “memaksa” masyarakat Madura memilih jenis padi yang berumur pendek. Tidak ada padi berumur panjang, yang berumur antara 5 sampai 6 bulan yang ditanam di Madura. Sebagian besar lahan tegalan ditanami padi genjah, yakni padi yang berumur pendek antara 2,5 sampai 3 bulan.
Padi tengahan yang berumur 3 sampai 4 bulan, juga banyak ditanam, terutama di lahan sawah irigasi dan sawah tadah hujan. Dengan demikian, keterbatasan air di Madura menentukan jenis padi yang akan ditanam.
Di Madura 1 bau tegal menghasilkan kira-kira 5 pikul jagung, sementara di Jawa rata-rata menghasilkan 12,5 pikul jagung. Karenanya, Madura harus mengimpor beras dari Jawa untuk memenuhi kekurangan bahan pangan di Madura.
Sumber: Kominfo Jatim